Subvarian Centaurus Lebih Kebal Terhadap Vaksin Covid-19, Seberapa Mengkhawatirkan?

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Centaurus dikhawatirkan picu gelombang kasus baru di seluruh dunia.

ADVERTISEMENTS

JAKARTA – Virus memiliki kemampuan untuk bermutasi menjadi versi berbeda hingga lebih mematikan dan lebih menular. Begitupun dengan SARS-CoV-2 yang terus bermutasi, salah satunya menjadi varian omicron lalu subvarian BA.2.75.2 alias centaurus.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


Keberadaannya membunyikan alarm kewaspadaan di kalangan profesional medis. Sejauh ini, strain tersebut telah dilaporkan di 47 negara, termasuk Inggris dan AS.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Subvarian BA.4 dan BA.5 saat ini merupakan galur yang paling dominan di Inggris. Menurut UK Health Security Agency (UKHSA), per 6 September 2022, ada 100 kasus BA.2.75 di Inggris Raya. Dari jumlah tersebut, 89 berada di Inggris, tujuh di Skotlandia, dan empat di Wales.

ADVERTISEMENTS

Centaurus dinilai mengkhawatirkan karena memiliki kemampuan untuk menghindari kekebalan yang diberikan oleh vaksin Covid-19 saat ini. Sebuah studi dari Swedia menemukan bahwa strain baru tidak dapat dinetralisir oleh beragam antivirus yang tersedia.

ADVERTISEMENTS

Tetapi temuan studi lain yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine lebih menggembirakan. Satu antivirus bernama bebtelovimab dilaporkan efektif melawan subvarian terbaru, begitupun perawatan antivirus seperti remdesivir, molnupiravir dan paxlovid.

ADVERTISEMENTS

Para ahli Swedia memperkirakan versi ini bisa menjadi strain dominan dan menyebabkan gelombang virus baru. Namun, perkiraan ini masih menjadi perdebatan di kalangan ahli. Prof Jonathan Ball, ahli virus dari University of Nottingham, misalnya, menilai terlalu dini untuk memprediksi dampak dari subvarian tersebut.

ADVETISEMENTS

“Gelombang berikutnya sangat mungkin datang dari virus lain yang berasal dari varian yang berbeda. Kita juga mengandalkan sel B memori (yang merupakan bagian dari sistem kekebalan) untuk melindungi diri dari virus,” kata Prof Ball, seperti dilansir The Sun, Kamis (6/10/2022).

Namun yang pasti, gejala varian omicron terbukti lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya seperti delta dan alpha. Karena itu, sebagian besar penderita penyakit ini melaporkan gejala yang mirip dengan flu.

Lalu, seberapa efektif vaksin Covid-19 bekerja melawan BA.2.75.2? Saat ini, tidak ada yang benar-benar tahu.


Studi pada manusia tentang efektivitas vaksin bivalen Covid-19 yang diperbarui pada BA.2.75.2 belum rampung. Vaksin baru, yang telah menunjukkan hasil positif, menargetkan dua subvarian omicron lainnya, yakni BA.4 dan BA.5.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version