Xi Jinping Fokus Pada Politik Keamanan dan Ekonomi

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Xi membuka Kongres Partai Komunis pada Ahad (16/10/2022).

ADVETISEMENTS

 JAKARTA — Pengamat hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada, Riza Noer Arfani, mengatakan, peluang Presiden Xi Jinping untuk memperpanjang jabatan sangat terbuka. Jabatan Xi selama tiga periode sangat berpengaruh signifikan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


“Ini (pengaruh Xi Jinping) sang at signifikan dalam dua hal yaitu politik kemanan dan ekonomi,” ujar Riza kepada Republika.co.id, Ahad (16/10/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Riza mengatakan, Xi akan berusaha untuk mempertahankan kesatuan wilayah terutama soal isu Taiwan. Menurut Riza, Xi akan berupaya keras agar Taiwan tidak merdeka dan tidak mendapatkan dukungan internasionalnya.

ADVERTISEMENTS


“Dua (Xi Jinping) tidak menafikan untuk mengerahkan militer untuk merebut Taiwan, karena ini menjadi taruhan bagi jabatan dia,” ujar Riza. 

ADVERTISEMENTS


Terkait persoalan ekonomi, Riza mengatakan, perang dagang antara China dan Amerika Serikat akan berlanjut. Terkait dengan kebijakan dalam negerinya, Riza berpendapat bahwa, kebijakan Xi tidak akan banyak berubah.


Xi diperkirakan tetap mempertahankan kebijakan nol-Covid-19 meski langkah  ini telah memperlambat pertumbuhan ekonomi China. “Hal yang harus diwaspadai adalah pada 2027 mendatang, dengan adanya kontraksi apakah lima tahun mendatang ekonomi China masih tetap bertahan,” kata Riza.


Xi membuka Kongres Partai Komunis pada Ahad (16/10/2022) di Aula Besar Rakyat, yang menghadap Lapangan Tiananmen di pusat Kota Beijing. Dalam pidato pembukaan, Xi menyoroti langkah pemerintah dalam perang melawan Covid-19 dan menyerukan percepatan pembangunan militer kelas dunia.


Dalam pidato yang berlangsung kurang dari dua jam Xi menyatakan kembali dukungan untuk sektor swasta dan memungkinkan pasar memainkan peran kunci, bahkan ketika Cina menyempurnakan sistem ekonomi Sosialis dan mempromosikan kemakmuran bersama. Dalam beberapa hari terakhir, Beijing telah berulang kali menekankan komitmennya terhadap strategi nol-Covid-19. Kebijakan ini menghancurkan harapan di antara warga China dan investor. Xi menegaskan kembali validitas kebijakan yang telah membuat China menjadi outlier global, karena sebagian besar dunia mencoba untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.


“Kami telah berpegang pada supremasi rakyat dan supremasi kehidupan, berpegang pada (kebijakan) nol-Covid-19 yang dinamis, dan mencapai hasil positif besar dalam pencegahan dan pengendalian epidemi secara keseluruhan, dan pembangunan ekonomi dan sosial,” ujar Xi.


Terkait persoalang Taiwan, Xi mengatakan, China dengan tegas melakukan perjuangan besar melawan separatisme dan campur tangan asing. “Ini menunjukkan tekad dan kemampuan kami yang kuat untuk menjaga kedaulatan negara dan integritas teritorial dan menentang kemerdekaan Taiwan,” ujarnya.


Xi mengatakan, China akan mempercepat pembangunan militer kelas dunia. Termasuk memperkuat kemampuan untuk membangun pencegahan strategis. Dia menyerukan penguatan kemampuan untuk menjaga keamanan nasional, memastikan pasokan makanan dan energi, mengamankan rantai pasokan, meningkatkan kemampuan menghadapi bencana dan melindungi informasi pribadi.


Selama sepuluh tahun berkuasa, Xi telah menempatkan China pada jalur yang semakin otoriter. Xi memprioritaskan keamanan, kontrol negara atas ekonomi atas nama kemakmuran bersama, diplomasi yang lebih tegas, militer yang lebih kuat, dan tekanan yang semakin intensif untuk merebut Taiwan.


“Kita harus membangun sistem ekonomi pasar sosialis tingkat tinggi, mengkonsolidasikan dan mengembangkan sistem kepemilikan publik, mendorong dan mendukung pengembangan ekonomi swasta, memberikan peran penuh pada peran pasar yang menentukan dalam alokasi sumber daya, dan memberikan peran yang lebih baik kepada pemerintah,” kata Xi.


Xi adalah putra dari seorang revolusioner Partai Komunis. Pada 2018, Xi menghapus batas masa jabatan presiden sehingga membuka jalan baginya untuk memperpanjang jabatan periode ketiga.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version