Zulhas: RI Akan Kejar Pasar non-Tradisional untuk Perluas Ekspor

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Zulhas menyebut RI akan tingkat kinerja ekspor untuk barang jadi dan setengah jadi

ADVERTISEMENTS

 TANGERANG SELATAN — Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menegaskan, arah kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia akan lebih fokus untuk mengejar pasar-pasar non tradisional. Upaya itu menjadi jalan bagi Indonesia untuk meningkatkan kinerja ekspor khususnya untuk barang barang setengah jadi dan barang jadi. 

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


“Kami akan lebih fokus menggarap pasar non-tradisional, untuk mengatasi perlambatan ekonomi dunia, kita fokus menggarap pasar non tradisional,” kata Zulhas, sapaan akrabnya saat membuka Trade Expo Indonesia di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (19/10/2022). 

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Zulkifli mengatakan, perubahan target pasar Indonesia sekaligus menjadi respons terhadap adanya ancaman resesi ekonomi global ke depan. Sektor perdagangan sebagai salah satu kontributor PDB nasional mendapat perhatian serius dari pemerintah. 

ADVERTISEMENTS


Indonesia sepanjang tahun ini mencatatkan surplus neraca perdagangan Januari-September 2022 sebesar 39,87 miliar dolar AS. Capaian itu, mengalami kenaikan 58,8 persen dibanding periode yang sama tahun 2021.

ADVERTISEMENTS


Adapun khusus ekspor nonmigas tercatat sebesar 207,19 miliar US dolar, atau naik 33,1 persen dibanding tahun 2021 lalu.

ADVERTISEMENTS


Pada momentum TEI 2022 kali ini, Zulhas menyebut, akan dihadiri oleh para potential buyer dari berbagai negara. Terutama negara yang menjadi pasar non tradisional seperti negara kawasan Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah.

ADVETISEMENTS


“Ini yang kita fokus sekarang, delegasinya (potensi pasar) besar sekali,” ujarnya. 


Adapun, produk-produk unggulan Indonesia yang dipamerkan yakni seperti makanan dan minuman, tekstil, kesehatan, pertambangan, hingga pertanian. Produk yang dihasilkan UMKM juga turut dipamerkan untuk bisa mendapatkan pasar ekspor. 


“Ada 60 booth san semua umkm. Dunia suka produk-produk UMKM yang tidak besar, bukan mass produk (eksklusif),” ujarnya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version