Dua Jenis Pangan Hewani Wajib Ada untuk Atasi Stunting

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Dua jenis pangan hewani setidaknya diberikan selama enam bulan untuk atasi stunting

ADVERTISEMENTS

KARAWANG – Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ali Khomsan mengimbau dalam satu hari harus ada dua jenis pangan hewani pada menu makan untuk memperbaiki kondisi stunting.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


“Terserah mau telur sama ikan boleh, telur sama daging, telur sama ayam silakan. Namun untuk mengejar pertumbuhan anak stunting maka kita anjurkan paling tidak di dalam menu itu ada jenis pangan hewani,” ujar Ali saat berbincang usai peluncuran Dapur Sehat Atasi Stunting di Karawang, Jawa Barat, Rabu (19/10/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Lebih lanjut, ia mengatakan anak-anak yang mengalami stunting rata-rata kekurangan protein. Oleh karena itu perkembangan tubuhnya berhenti, salah satu yang dapat terlihat adalah tidak bertambah tinggi.

ADVERTISEMENTS


Selain pemberian dua jenis pangan hewani, menu makan yang dilengkapi dengan nasi, sayur, dan lauk lainnya juga tetap dianjurkan. Menurut Ali, pemberian dua jenis pangan hewani ini setidaknya dilakukan selama enam bulan untuk memperbaiki stunting.

ADVERTISEMENTS


Dia juga menyoroti seputar masalah pangan lokal yang disebut dapat memperbaiki kondisi stunting. Menurutnya, pemilihan komposisi makanan adalah yang paling penting, termasuk menyertakan dua jenis pangan hewani.

ADVERTISEMENTS


“Itu harus diluruskan karena jangan sampai ini seolah-olah menjadi magic untuk bisa mengatasi stunting dan sebagainya. Karena stunting itu sebenarnya bagaimana asupan makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan cukup jumlahnya mengandung kandungan protein hewani,” kata Ali.

ADVETISEMENTS


Kondisi stunting masih dapat diperbaiki hingga anak berusia 18 tahun. Akan tetapi, semakin dini usia perbaikan maka hasilnya akan semakin bagus bagi perkembangan sumber daya manusia.


“Tetapi karena kita konsen terhadap mutu kualitas sumber daya manusia dengan perkembangan kognitif, maka perbaikan itu harus dilakukan di bawah dua tahun sangat ideal, di bawah lima tahun itu masih bisa,” kata Ali.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version