Jleb! Sindiran Orang PDIP Buat Ganjar: Kalau Dia Gubernur Berhasil, Kenapa Jateng Jadi Provinsi Termiskin?

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH – Politisi PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan menyindir keras kawan separtainya yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurut Trimedya Panjaitan, sosok yang digadang-gadang bakal maju pada Pilpres 2024 itu adalah salah satu kepala daerah yang tak berprestasi dan gagal memimpin wilayahnya. Buktinya Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu daerah paling miskin di Indonesia saat dipimpin Ganjar. 

ADVETISEMENTS

“Kalau berhasil pak Ganjar, kenapa Jateng masuk 17 Provinsi miskin?,” ujar Trimedya saat hadir sebagai narasumber pada program Bung Karni Ilyas, Indonesia Lawyer Club, beberapa waktu lalu sebagaimana dikutip Kamis (27/10/2022). 

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Tak hanya itu, Trimedya Panjaitan mengatakan selama memimpin Jawa Tengah, Ganjar nyaris tak  punya prestasi apa, dia lantas membeberkan bukti lainnya, salah satunya adalah kegagalan Ganjar menuntaskan masalah Wadas yang sudah berulang kali bergejolak. 

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

“Kenapa Wadas gak selesai? Sekadar diketahui Bang Karni. Mayoritas aktivis yang mengadvokasi wadas itu, pendukung Ganjar periode kedua,” ungkapnya.

ADVERTISEMENTS

Pendukung Ganjar periode kedua itu, lanjut Trimedya. Kecewa. Lantaran dilupakan (wadas). “Kemudian dia lihat ada rakyat yang teraniaya. Nah, soal-soal seperti ini kan masyarakat gak tahu,” lanjutnya.

ADVERTISEMENTS

Menurut Trimedya, masyarakat hanya mengetahui Ganjar pada sisi yang bagus-bagus saja. Sebab, memang telah diframing seperti itu.

“Tahunya, framing yang dibuat seperti itu. Kemudian kalau dilihat lagi, sekarang ini sudah 4 tersangka kasus Bank Jateng. Di mana tanggung jawab Gubernur?,” tambah dia.

Trimedya mengungkap, terdapat 4 tersangka Bank Jateng. Diduga keempat tersangka itu merugikan negara senilai Rp235 miliar.

“Nanti kalau rapat dengan Jaksa Agung, saya juga menanyakan itu. Tersangka itu bagaimana ininya. Dan, itu yang periksa Kejagung. Bukan Kejak Jateng. Langsung diambil alih oleh Kejagung. Nah itu yang harus kita lihat,” tandasnya.

Menurutnya, soal-soal seperti itulah yang harus disampaikan. Dia berharap, jangan salah mencari pemimpin.

“Kita pilih pemimpin yang rekam jejaknya bisa kita ketahui. Ini kan era digital. Jadi rekam jejaknya kita bisa ketahui. Dia lanjut mempertanyakan, relawan Ganjar duitnya dari mana?” pungkasnya.

x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version