Peneliti BRIN: Puan Maharani Sudah Matang Pohon, Waktunya Jadi Presiden

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH –  Sudah saat Indonesia mempunyai pemimpin perempuan pada gelaran Pemilu Serentak 2024. Pasalnya, belakangan paling santer dibahas adalah soal calon presiden dari kaum adam.

ADVERTISEMENTS

Begitu dikatakan peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro mengomentari munculnya nama Puan Maharani sebagai salah satu calon presiden potensial pada Pemilu 2024 mendatang.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Menurutnya, Puan Maharani sudah punya pengalaman cukup panjang dalam bidang politik serta terbilang matang. Lebih dari itu, kehadiran Puan Maharani adalah kerinduan banyak perempuan di Indonesia yang menginginkan kepemimpinan nasional dikendalikan perempuan.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Dengan jumlah mayoritas penduduk adalah perempuan, maka sangat wajar jika perempuan harus turun gunung untuk mengambil alih kepemimpinan nasional.

ADVERTISEMENTS

“Ibarat buah, beliau sudah matang pohon, jadi sudah saatnya. Beliau toh bukan ujug-ujug muncul. Awal sekali menjadi anggota partai dulu, maju sebagai anggota DPR RI, Ketua Fraksi, Menteri dan saat ini Ketua DPR RI perempuan pertama, maka waktunya untuk jadi presiden,” ujar Siti dalam keterangannya, Minggu (30/10).

ADVERTISEMENTS

Kata Siti masyarakat khususnya perempuan harus memiliki preferensi politik untuk memilih calon-calon presiden sesama perempuan. Bukan tanpa alasan, karena sekian lama perempuan belum mendapat tempat yang betul terbuka luas di masyarakat untuk menjadi pemimpin.

ADVERTISEMENTS

“Karena sesungguhnya kemampuan perempuan itu tidak kalah bahkan bisa jauh melampaui laki-laki. Saya selalu senang jika ada perempuan yang maju jadi calon presiden seperti Ibu Puan,” katanya.

ADVETISEMENTS

Siti juga mengingatkan agar masyarakat perlu jeli memilih pemimpin dan tidak mudah terkecoh dengan hasil survei yang menjajakan popularitas dan elektabilitas.

“Saya sampaikan itu menyesatkan jika kita memilih hanya karena hasil survei. Kalau perkaranya popularitas itu banyak artis yang terkenal. Tapi apakah bisa presiden tolok ukurnya itu? Tentu tidak,” terangnya.

“Sangat disayangkan ukuran kita adalah survei. Orang seperti Ibu Puan memiliki kualitas dan kapasitas serta rekam jejak jelas, bahwa di survei hasilnya rendah itu tidak boleh jadi ukuran,” demikian Siti.

Pernyataan Siti, diamini Ketua Seknas Puan Maharani Presiden (PMP) Firman Tendry Masengi. Dia pun mengajak masyarakat untuk memastikan pada Pemilu 2024 Indonesia punya presiden perempuan pertama yang dipilih secara langsung.

“Kita ingin presiden perempuan pertama yang dipilih langsung, bukan karena warisan administratif. Dan itu saya yakin ada pada Ibu Puan Maharani,” pungkas Firman. 

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version