Seruan Persatuan Dominasi Hari Terbuka Masjid Jamik Kenya

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Masjid Jamik Kenya terbuka bagi orang yang ingin mengetahui tentang Islam.

ADVERTISEMENTS

NAIROBI — Ratusan orang dari berbagai agama berbondong-bondong memenuhi Masjid Jamia di Nairobi, Kenya, pada Ahad (30/10/2022). Masjid tertua di Afrika Timur dan Tengah ini membuka pintunya bagi setiap pihak dalam agenda “Open Day”, untuk mempelajari lebih lanjut tentang ajaran Islam.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Selama kegiatan yang berlangsung sepanjang hari, para Imam dan pemimpin agama mengajarkan tentang Nabi Muhammad SAW. Mereka juga mengungkap sejumlah kebohongan dan mitos yang beredar tentang agama Islam.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Adapun beberapa topik yang menjadi pembahasan para cendekiawan Muslim dan pemimpin agama ini adalah seputar pernikahan, bagaimana umat Islam melakukan shalat, rukun Islam, peran wanita, serta praktik inti dan keyakinan Islam.

ADVERTISEMENTS

Dilansir di Nation Africa, Senin (31/10/2022), para peserta yang hadir dalam kegiatan ini diberikan sejumlah hadiah, termasuk salinan Alquran.

ADVERTISEMENTS

Penyelenggara utama dari kegiatan tersebut, Sheikh Mohamed Isaak, mengatakan acara tahun ini menarik lebih banyak peserta dibandingkan tahun lalu.

ADVERTISEMENTS

“Tujuan kami adalah untuk memberi tahu orang-orang kami hanya mengikuti ajaran Nabi Muhammad dari Alquran. Banyak orang melakukan hal-hal yang tidak benar dan mereka mengaku menganut agama ini. Peserta sekarang memiliki gambaran Islam yang sebenarnya,” kata dia.

ADVETISEMENTS

Ia menyebut kegiatan ini merupakan momen pihaknya memberikan kesempatan kepada non-Muslim untuk mengetahui lebih banyak tentang agama Islam. Para peserta diajak berkeliling masjid dan melihat bagaimana Muslim berdoa dan menjawab pertanyaan mereka.

Menurut Uskup Antar Agama Kenya Mgr John Warari dari Evangelical Alliance of Kenya, yang juga menghadiri Open Day, agenda semacam itu membantu memastikan ada kerukunan umat beragama.

“Para peserta mencari pemahaman yang mendalam tentang Islam. Sebagai seorang Kristen, saya percaya pertanyaan mereka dijawab dengan baik. Forum semacam itu membantu orang untuk mengetahui kebenaran dan tidak terpaku pada desas-desus,” ucap Warari.

Tak hanya itu, ia lantas menyerukan agar umat Islam, Kristen dan orang-orang dari semua latar belakang agama untuk hidup dalam harmoni.

“Kita harus membuka pintu kita seperti yang telah dilakukan Masjid Jamia, sehingga orang-orang harus tahu apa yang dimaksud dengan agama masing-masing, ini mendorong kerukunan,” lanjutnya.

Adapun kegiatan Open Day itu dilakukan dua minggu setelah Masjid Jamia kehilangan Imamnya, mendiang Sheikh Mohamed Swaliu, yang juga dilakukan penghormatan selama acara tersebut.


Sumber:

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version