FOI dan BEM FISIP UI Gelar Rembug Pangan Orang Muda untuk Ajak Pemuda Peduli Isu Pangan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Rembug ini membuka wawasan dan kesadaran orang muda tentang isu pangan.

ADVERTISEMENTS

DEPOK — Foodbank of Indonesia (FOI) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (BEM FISIP UI) menggelar Rembug Pangan Orang Muda (RPOM) di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI, Senin (31/10/2022). Kegiatan diskusi ini untuk memperingati Hari Pangan Sedunia dan Hari Sumpah Pemuda.

ADVERTISEMENTS

Diskusi bertema “Kebangkitan Pangan, Kebangkitan Bangsa” tersebut diikuti lebih dari 60 perwakilan pemimpin organisasi pemuda dan mahasiswa dari berbagai wilayah. Pemantik dialog terdiri dari pakar berbagai disiplin ilmu seperti antropologi, sejarah, pangan dan gizi, serta media. RPOM diadakan untuk membuka wawasan dan kesadaran orang muda tentang isu pangan dan potensi beragam sumber pangan yang secara berdaulat dapat diperoleh dari keanekaragaman hayati dan kekayaan laut yang dimiliki Indonesia.

“Pengetahuan dan perubahan pola pikir yang mempengaruhi perilaku terkait pangan harus mulai dimiliki oleh para pemuda. Selama ini penghargaan terhadap petani rendah sehingga minat pemuda terhadap pertanian rendah,” ujar Dekan FISIP UI, Prof Semiarto Aji Purwanto, dalam pengantarnya, seperti dikutip dari siaran pers FOI, Kamis (3/11/2022).

Menurut Prof Semiarto, meskipun usaha kuliner banyak diminati oleh para para pemuda, namun kuliner tersebut justru merupakan kuliner yang memutus rasa lidah pangan lokal karena didominasi oleh perasa yang tidak alami atau tidak berasal dari sumber pangannya langsung. “Makanan pabrikan yang merusak lidah lebih populer dibanding dengan pangan lokal,”  jelasnya.

ADVERTISEMENTS

Moderator RPOM, Dr Hendrajit mempersilakan pemantik diskusi secara bergantian memaparkan pemikirannya. Prof. Arif Satria, yang berhalangan hadir digantikan oleh wakil rektor I IPB University, Prof. Dr Ir Drajat Martianto M.Sc yang menyorot bahwa pangan harusnya fokus pada kesejahteraan manusia, mulai dari petani sampai manusia yang memakannya. Intinya masalah pangan bukan hanya masalah teknis ketersediaan, tapi harus perhatikan kesejahteraan sosial baik dalam produksi, konsumsi, maupun distribusinya. “Poinnya, kita harus menantang anak-anak muda untuk berkontribusi dalam persoalan pangan ini di bidang ilmunya masing-masing” tegasnya.

ADVERTISEMENTS

Beberapa pakar dan akademisi yang berbagi pemikiran dalam RPOM antara lain Prof. Yunita Triwardani Winarto (Guru Besar Antropologi UI), JJ Rizal (Sejarawan), Fadly Rahman, MA (Food Historian), Prof. Ahmad Sulaeman (Guru Besar Pangan dan Gizi IPB), Prof. Eni Harmayani (Dekan FTP UGM), dan Ahmad Arif (Wartawan Kompas). Masing-masing menyampaikan gagasan mengenai potensi pangan dan orang muda dalam mencapai kebangkitan Indonesia di masa depan.

JJ Rizal mengatakan, bila berbicara tentang Sumpah Pemuda dan ketahanan pangan, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan yaitu langkah radikal dalam mengatasi masalah pangan, keragaman, dan kesetaraan. “Masalah pangan kita adalah masalah yang akut sehingga pembahasannya harus keluar dari sebatas diskusi biasa, butuh radikalisme untuk mengatasinya. Kita punya modal pengetahuan yang cukup, tapi bagaimana pengetahuan itu diwujudkan dalam kebijakan lebih penting,” jelas dia.

ADVERTISEMENTS

M Hendro Utomo, pendiri Foodbank of Indonesia, menjelaskan bahwa RPOM ini adalah dialog orang muda yang dimaksudkan sebagai pra-kongres. Kongres Orang Muda sendiri akan dilaksanakan pada tahun depan dengan melibatkan pemimpin muda dari berbagai provinsi di Indonesia.  

ADVERTISEMENTS

Menurut Hendro, Indonesia memiliki modal besar dalam menuju kebangkitan Indonesia, yaitu pangan dan orang muda. Persaingan geopolitik yang terjadi sekarang menegaskan tiga hal yang penting untuk dikuasai, yaitu teknologi, energi, dan pangan. “Kita tidak punya sumber energi dan teknologi yang unggul, tapi seluruh wilayah nusantara adalah penghasil pangan yang beragam. Ironisnya, 3,1 juta gandum diimpor dari Ukraina. Anak-anak muda harus jadi pelopor supaya Indonesia dapat mencapai kemandirian dan ketahanan pangan,” tegas dia.  

Rembug Pangan Orang Muda ini harapannya menjadi forum awal untuk menghimpun perspektif awal pemuda mengenai pangan. Setelah meninggalkan RPOM, peserta diharapkan punya kesadaran baru dan kegelisahan bahwa masalah pangan adalah masalah multi-perspektif yang harus diselesaikan bersama-sama. RPOM juga didukung oleh Frisian Flag Indonesia, JNE Express, Hokben, AQUA, dan ABC President.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version