Dokter: Pantau Bising Jantung Bayi untuk Cegah Sakit Jantung Bawaan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Penyakit jantung bawaan kerap kali menghantui bayi.

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA —  Dokter Spesialis Anak Piprim Basarah Yanuarso mengingatkan orang tua senantiasa memantau bising jantung bayi saat imunisasi. Hal ini guna mendeteksi dan mencegah adanya penyakit jantung bawaan.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


“Buat Ibu-Ibu, di manapun imunisasinya minta didengarkan pake stetoskop bayinya, supaya bising jantungnya kalau ada bisa terdengar, jadi jangan sampai luput,” kata Piprim dalam Webinar HUT 103 RSCM yang ditayangkan melalui Instagram RSCM Jakarta diikuti di Jakarta, Kamis (10/11/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menyampaikan bahwa ia pernah mendapati pasien yang baru tahu bahwa terdiagnosa memiliki penyakit jantung bawaan setelah berumur 8 bulan. Sebab, selama melakukan imunisasi, bayi tersebut tidak pernah diperiksa keadaan jantungnya menggunakan stetoskop.

ADVERTISEMENTS


Penyakit jantung bawaan, sebutnya, kerap kali menghantui bayi, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Persentase kelainan yang telah dimiliki bayi saat salah ke dunia tersebut di Indonesia adalah 1 dibanding 100.

ADVERTISEMENTS


“Di Indonesia kira-kira per tahunnya angka kelahiran tuh sekitar 5 juta bayi lahir. Jadi kalau 1 persen, berarti sekitar 50 ribu lahir dengan masalah jantung bawaan ini. Makanya orang tua juga perlu waspada terhadap penyakit jantung bawaan pada bayi dan anak,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS


Faktor penyebab jantung bawaan tersebut juga beragam. Ada beberapa  yang bisa dicegah seperti sindrom rubella kongenital, sebuah kondisi dimana ibu yang sedang hamil muda tertular rubella dari anak pertamanya yang belum diberikan vaksin Measles and Rubella (MR).

ADVETISEMENTS


Dampaknya pada ibu hamil hanya sebatas kemerahan. Namun janin yang tengah di kandungnya akan menderita sindrom rubella kongenital yang mengakibatkan terjadinya kebocoran jantung, mata katarak, telinga tuli dan otak kecil.


 


“Ini sebetulnya bisa dicegah dengan memberi imunisasi MR pada bayi 9 bulan dan 5 tahun,” sebutnya.

sumber : antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version