Inflasi Jepang Melonjak ke Level Tertinggi dalam 40 Tahun

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Inflasi Jepang telah meningkat ke level tertinggi dalam 40 tahun

ADVERTISEMENTS

TOKYO – Inflasi Jepang telah meningkat ke level tertinggi dalam 40 tahun sejak 1982. Hal ini disebabkan yen yang melemah sehingga mendorong harga komoditas yang sudah melonjak di seluruh dunia.

ADVERTISEMENTS

Dilansir laman Aljazirah, data Kementerian Dalam Negeri Jepang pada Jumat (18/11/2022) menunjukkan, indeks harga konsumen inti naik 3,6 persen pada Oktober secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka inflasi ini berada di atas ekspektasi para ekonom yang meramalkan kenaikan 3,5 persen yoy. Kenaikan ini didorong oleh makanan olahan dan memudarnya dampak pemangkasan biaya telepon seluler.

ADVERTISEMENTS

Meskipun rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi yang terlihat di Inggris dan Amerika Serikat, pertumbuhan harga jauh melebihi target inflasi Bank of Japan. Catatan Jumat juga semakin menjauhkan dari target inflasi sebesar 2 persen pada tahun ini di ekonomi terbesar ketiga di dunia.

ADVERTISEMENTS

Bank of Japan telah menentang tren global kenaikan suku bunga. Pekan ini Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda menegaskan kembali perlunya mempertahankan stimulus untuk mendukung pemulihan ekonomi negara yang rapuh dari pandemi Covid-19. Kuroda berpendapat inflasi di atas target bersifat sementara dan sebagian besar merupakan hasil dari harga komoditas global.

Data ekonomi yang dirilis awal pekan ini menunjukkan bahwa ekonomi Jepang secara tak terduga mengalami kontraksi sebesar 0,3 persen pada kuartal ketiga setelah tiga kuartal berturut-turut tumbuh, karena konsumsi swasta merosot. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bulan lalu meluncurkan paket stimulus 260 miliar dolar AS yang bertujuan menopang perekonomian, termasuk langkah-langkah untuk membantu rumah tangga mengelola kenaikan biaya energi.

ADVERTISEMENTS

Sementara kebijakan longgar bank sentral telah membantu meningkatkan keuntungan perusahaan Jepang di luar negeri dengan menurunkan nilai yen. Hal ini telah berkontribusi pada kenaikan biaya barang impor. Mata uang Jepang jatuh ke level terendah 32 tahun pada Oktober, mencapai 151 yen terhadap dolar AS, meskipun sejak itu pulih menjadi sekitar 140 yen pada Jumat.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version