Macron Tuduh Rusia Sebar Propaganda Anti-Prancis di Afrika

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Prancis kehilangan pengaruhnya dalam beberapa tahun di sejumlah negara Afrika.

ADVERTISEMENTS

 PARIS — Presiden Emmanuel Macron menuduh Rusia menyebar propaganda anti-Prancis di Afrika untuk memenuhi ambisi “predatornya” di negara-negara Afrika yang bermasalah. Di mana Prancis kehilangan pengaruhnya dalam beberapa tahun terakhir.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


Di sela pertemuan negara-negara bahasa Prancis di Tunisia, Macron menjawab kritik yang mengatakan Prancis mengeksploitasi ekonomi dan politik bekas koloninya untuk kepentingannya sendiri.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


“Persepsi itu diberikan pihak lain, ini proyek politik, saya tidak bodoh, banyak pemengaruh, terkadang berbicara di program anda, dibayar Rusia, kami mengenal mereka,” kata Macron dalam wawancara TV5 Monde, Senin (21/11/2022).

ADVERTISEMENTS


“Beberapa kekuatan, yang ingin menyebar pengaruh mereka di Afrika melakukan ini untuk melukai Prancis, melukai bahasanya, menanam keraguan, di atas itu semua mengejar kepentingan tertentu,” tambahnya.

ADVERTISEMENTS


Prancis bekas penjajah dengan daerah jajahan paling luas di Afrika barat dan tengah. Memiliki hubungan militer yang panjang di seluruh pengguna bahasa Prancis di Afrika. Pasukan Prancis juga ditempatkan di Mali selama sepuluh tahun terakhir dalam operasi kontra-teroris.

ADVERTISEMENTS


Paris harus menarik pasukannya dari Mali setelah militer negara itu berkuasa lewat kudeta pada 2020 lalu. Militer Mali mengundang perusahaan militer swasta Rusia, Wagner untuk mengatasi pemberontak dan milisi bersenjata kemudian memutus hubungan dengan Prancis.

ADVETISEMENTS


Rusia mengatakan Wagner tidak mewakili negara Rusia atau dibayar olehnya. Uni Eropa memberlakukan sanksi pada Wagner atasu tuduhan operasi militer rahasia atas nama pemerintah Rusia.


Dalam laporannya PBB tahun lalu mengatakan instruktur militer Rusia dan tentara Republik Afrika Tengah menggunakan kekuataan berlebihan pada warga sipil, melakukan pembunuhan sewenang-wenang, menduduki sekolah dan menggelar penjarahan massal.


Kremlin mengatakan instruktur Rusia terlibat dalam pembunuhan atau perampokan di negara kaya emas dan berlian itu bohong. Macron mengatakan perilaku Rusia “predator.”


“Anda hanya perlu melihat apa yang terjadi di Republik Afrika Tengah atau tempat lain untuk melihat proyek yang Rusia jalankan di sana, ketika Prancis disingkirkan, proyeknya adalah predasi,” katanya.


“Itu dilakukan dengan keterlibatan junta militer Rusia,” tambahnya. 


 

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version