IPW Minta Polisi Ancam Santri di Gowa Pakai Pistol Ditindak Keras

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, angkat bicara mengenai polisi beridentitas Brigadir A, yang mengancam santri dengan senjata api di pondok pesantren (Ponpes) Tahfizul Quran Imam Al-Zuhri, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ia meminta Brigadir A ditindak tegas.

ADVERTISEMENTS

“Terkait polisi gunakan senjata, mengancam warga harus ditindak keras, dan tegas. Harus dikenakkan kode etik, disel. Kemudian cabut hak gunakan senjatanya,” ujar Sugeng, Minggu (27/11/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Sugeng menyinggung soal proses reformasi kultural Polri. Sugeng memandang perlu langkah tegas untuk menciptakan kultur Polri yang lebih baik.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

“Kasus-perilaku kekerasan, arogan tak pernah selesai karena proses reformasi kultural Polri harus dijalankan secara lugas,” tuturnya.

ADVERTISEMENTS

Menurutnya, reformasi kultural memang memakan waktu yang tidak sebentar. “Salah satu terapinya adalah penindakan lugas dan keras,” kata Sugeng.

ADVERTISEMENTS

Kasus Brigadir A kini ditangani oleh Propam. Ini dilakukan setelah pihak pesantren membuat laporan ke Polres Gowa.

ADVERTISEMENTS

Mengingat personel yang dimaksud bertugas di Polrestabes Makassar sehingga diambil alih oleh Propam Polrestabes untuk penegakan hukum untuk personelnya,” kata Kasi Humas Polres Gowa AKP Hasan Fadhlyh, Minggu (27/11/2022).

ADVETISEMENTS

Menurut Hasan, Brigadir A adalah seorang anggota Polrestabes Makassar. Namun Brigadir A domisili di Kelurahan Samata, Gowa.

“Diduga Brigadir A ini dari anggota Polretabes. Cuma, dia berdomisili di situ di Samata, mungkin di depan ponpes itu,” jelas dia.

Hasan membenarkan Brigadir A memang diduga melakukan aksi koboi mengancam pistol ke santri. Ia menyebut Brigadir A tersulut emosi.

“Tersulut emosi kemudian tidak terkontrol akhirnya terjadi. Namanya juga mungkin sisi kemanusiaan mungkin kadang orang bisa mengontrol emosinya kadang tidak,” tandas Hasan.

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version