MUI Minta Ken Setiawan Klarifikasi Soal Korban NII

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

MUI terbuka lebar bagi pihak manapun yang berkomitmen dalam perlindungan.

ADVETISEMENTS

JAKARTA — Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Arif Fahrudin meminta kepada pimpinan NII Crisis Center, Ken Setiawan untuk mengklarifikasi pernyataannya terkait korban NII. Pasalnya, Ken menceritakan bahwa ada tokoh MUI yang mengabaikan laporan dari korban NII.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Sebelumnya, menurut Kiai Arif, Ken Setiawan membuat pernyataan di media bahwa negara jahat sekali karena abai terhadap perkembangan paham radikalisme NII. Diceritakan bahwa tim dari NII Crisis Center telah menerima ribuan laporan dari masyarakat yang kerabatnya terpapar radikalisme.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Namun, laporan tersebuti tidak ditanggapi dengan serius oleh negara, dalam hal ini Kementerian Agama dan Kepolisian. Bahkan, menurut Kiai Arif, MUI juga dinilai abai oleh Ken Setiawan terhadap pembimbingan para korban kejahatan NII.

ADVERTISEMENTS

Karena itu, menurut Kiai Arif, Ken Setiawan perlu mengklarifikasi kapan dan siapa piimpinan MUI yang dinilainya kurang responsif dan membuat korban NII kecewa. Hal ini penting agar masyarakat menerima informasi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, serta MUI tidak dinilai abai terhadap problematika keumatan dan kebangsaan.

ADVERTISEMENTS

 

“MUI semaksimal mungkin membersamai dan melayani keluh gundah masyarakat terlebih lagi jika terkait masalah keagamaan. Itu harus,” ujar Kiai Arif dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (10/1/2023). 

Dia pun menegaskan bahwa MUI terus berkomitmen dalam menjaga NKRI dari radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme. Menurut dia, hal itu menjadi bagian tak terpisahkan bagi MUI dalam rangka perkhidmatan menjaga negara (khidmah ad-daulah) dan menjaga umat (khidmah al-ummah).

“MUI terbuka lebar bagi pihak manapun yang berkomitmen dalam perlindungan, pendampingan, dan penguatan masyarakat agar terhindar dari paparan paham keagamaan yang keluar dari prinsip wasathiyah, moderat,” kata Kiai Arif.

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version