Korsel Ingin Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Tambahan dengan UEA

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Barakah simbol hubungan Korsel dan UEA

ADVERTISEMENTS

 ABU DHABI – Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Barakah di Abu Dhabi, Senin (16/1/2023) waktu setempat. Barakah menjadi simbol kemitraan kedua negara sejak pertama didirikan pada 2011.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Barakah memiliki makna simbolis yang mewakili kemitraan strategis khusus antara Korea dan UEA,” kata Yoon seperti dilansir laman Korea Times, Selasa (17/1/2023). “Sekarang saatnya bagi Korea dan UEA untuk bergandengan tangan untuk menciptakan kemitraan tenaga nuklir tambahan di UEA dan negara lain menilik keberhasilan pembangkit Barakah,” imbuhnya.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Presiden UEA menyambut komentar Yoon. Ia mengatakan, pekerja dari UEA, Korea, dan negara lain telah berupaya untuk menyelesaikan reaktor ketiga dari pabrik.”Saya bangga dengan pabrik yang akan meningkatkan portofolio energi bersih UEA dan menyarankan standar global dalam proyek tenaga nuklir,” tuturnya.

ADVERTISEMENTS

Kunjungan Yoon ke pabrik Barakah terjadi sehari setelah UEA mengumumkan investasi senilai 30 miliar dolar AS di Korea. Pembangkit Barakah adalah pembangkit listrik tenaga nuklir pertama yang dibangun Korea di luar negeri. Barakah juga merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama yang dibangun di Timur Tengah.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

Pada 2009, Korea Electric Power Corp (KEPCO) dan Emirates Nuclear Energy Corp menandatangani kesepakatan senilai 18,6 miliar dolar AS untuk membangun pembangkit tersebut. Barakah menampung empat reaktor ARP-1400 yang dikembangkan Korea.

ADVETISEMENTS

KEPCO adalah penyedia layanan utama, sementara Korea Hydro & Nuclear Power (KHNP), Doosan Enerbility, Hyundai E&C, Samsung C&T dan sejumlah perusahaan Korea lainnya juga berpartisipasi dalam proyek yang dibangun sesuai anggaran dan tenggat waktu yang dijanjikan. Alhasil, pembangkit listrik tersebut juga dikenal sebagai “keajaiban di padang pasir”.

Dua reaktor kini beroperasi secara komersial. Sementara yang ketiga akan segera beroperasi, sedangkan yang keempat akan selesai tahun depan.

Saat ini, kedua reaktor tersebut memenuhi 60 persen kebutuhan listrik Abu Dhabi, dan 15 persen kebutuhan energi seluruh UEA. Saat keempat reaktor beroperasi, mereka akan menyediakan 25 persen listrik UEA. Bagi Korea, pabrik Barakah menjadi landasan peluncuran ekspor nuklir. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version