Uni Eropa Enggan Dituduh tak Bantu Korban Gempa Suriah

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Benar-benar tidak adil dituduh tidak memberikan bantuan.

ADVERTISEMENTS

DAMASKUS – Uni Eropa enggan disebut gagal memberikan bantuan memadai kepada korban gempa di Suriah. Negara yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad itu diketahui tengah berada di bawah sanksi Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), karena dinilai melakukan kekejaman terhadap rakyatnya.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Utusan Uni Eropa untuk Suriah Dan Stoenescu mengatakan, negara anggota perhimpunan Benua Biru telah mengumpulkan lebih dari 50 juta euro untuk bantuan dan misi penyelamatan di Suriah. Uni Eropa hendak menyalurkan bantuan tak hanya ke wilayah yang dikuasai kelompok oposisi, tapi juga pemerintah Suriah.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

“Benar-benar tidak adil dituduh tidak memberikan bantuan. Padahal sebenarnya, kami terus melakukan hal itu selama lebih dari satu dekade dan kami melakukan lebih banyak lagi (bantuan) selama krisis (akibat) gempa,” ujar Stoenescu, Ahad (12/2/2023).

ADVERTISEMENTS

Stoenescu mengungkapkan, Uni Eropa mendorong negara anggotanya memberikan bantuan kepada Suriah. Dia menekankan, sanksi tidak menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Damaskus. Menurutnya, Uni Eropa sudah memprediksi ada mitra kemanusiaan yang meminta pengecualian sanksi agar dapat menyalurkan bantuan ke Suriah.

ADVERTISEMENTS

Stoenescu mengisyaratkan tidak akan menghalang-halangi upaya lembaga atau organisasi kemanusiaan. “Semakin banyak narasi sanksi dilakukan, semakin banyak aktor jujur yang ingin membantu terhambat dan takut untuk terlibat dalam upaya kemanusiaan internasional,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS

Dia mengatakan, saat ini Uni Eropa mencari “perlindungan memadai” agar bantuan yang disalurkan ke Suriah menjangkau orang-orang rentan. “Kami mengimbau pihak berwenang di Damaskus untuk tidak mempolitisasi pengiriman bantuan kemanusiaan, dan untuk terlibat dengan iktikad baik dengan semua mitra kemanusiaan dan badan-badan PBB untuk membantu masyarakat,” ujarnya.

ADVETISEMENTS

Pemerintah Suriah meminta bantuan PBB untuk menangani krisis pascabencana gempa yang mengguncang negara itu pada 6 Februari lalu. Sejauh ini Suriah telah melaporkan lebih dari 3.500 kematian akibat gempa tersebut. Krisis di sana teramplifikasi karena konflik sipil yang pecah pada 2011 pun masih berlangsung hingga kini. Puluhan juta warga Suriah telah mengungsi ke berbagai negara akibat perang yang tak kunjung usai.

Suriah mengatakan, semua bantuan untuk korban gempa yang hendak disalurkan ke wilayahnya harus dilakukan dalam koordinasi dengan pemerintah pusat dan dikirim dari dalam negara tersebut. Mereka menyoroti soal pengiriman bantuan lewat perbatasan Turki dan dikirim ke wilayah yang dikuasai kelompok oposisi bersenjata.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version