Kadin Sebut Baru 18 Persen UMKM Masuk Rantai Pasok Industri

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

 JAKARTA — Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Organisasi Eko Sastra menyebut baru sekitar 18 persen UMKM yang saat ini masuk dalam rantai pasok (supply chain) industri. Perlu pembinaan lebih lanjut agar UMKM dapat terlibat ke dalam industri.

ADVERTISEMENTS

“Ada 18 persen yang sudah masuk dalam supply chain,” katanya di sela-sela Simposium dan Lokakarya Nasional Nusantaranomics di Jakarta, Senin (27/2/2023).

ADVERTISEMENTS

Ia berharap semuanya bisa masuk karena keberhasilan Kadin adalah bagaimana UMKM bisa naik kelas dari nonpengusaha menjadi pengusaha, usaha mikro menjadi kecil, usaha menjadi menengah, menengah menjadi besar.

“Artinya kita menaikkelaskan mereka sehingga bisa berkompetisi dengan yang lain,” ucapnya.

Eka menjelaskan walaupun UMKM punya kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, selama ini sektor tersebut dianggap sebagai sektor terpisah sehingga bantuan yang diberikan bersifat charity (amal). Padahal, untuk bisa mengembangkan dan mendorong UMKM bisa maju dan berkembang, UMKM perlu ikut terlibat dalam proses bisnis yang ada, yakni rantai pasok industri.

ADVERTISEMENTS

Untuk itu, keterlibatannya perlu didukung dengan pembinaan dari industri yang lebih besar dan kebijakan pemerintah.

ADVERTISEMENTS

Pengalaman beberapa negara seperti Korea atau Jepang, mobil mereka seperti Toyota itu melibatkan ratusan lebih UMKM.

“Ada yang menghasilkan ban, tempat duduk, sehingga UMKM ini terlibat dalam bisnis besar untuk menghasilkan mobil. Jadi ketika mobil terjual, otomatis UMKM mendapatkan keuntungan,” katanya.

ADVERTISEMENTS

Eka menyebut model kolaborasi serta dukungan dan pembinaan perusahaan besar terhadap UMKM kini mulai diterapkan di Indonesia. Harapannya, integrasi pengusaha besar dengan UMKM akan membuat bisa tumbuh berkembang sehingga terbangun struktur ekonomi yang solid.

ADVERTISEMENTS

Sekarang ini sedang coba digerakkan oleh pemerintah, seperti di Kementerian Investasi/BKPM, mewajibkan setiap perusahaan besar yang investasi untuk melibatkan UMKM yang ada di daerah tersebut.

“Ini bagian dari upaya kita agar UMKM ini bisa terlibat dalam supply chain,” kata Staf Khusus Bidang Makro Kementerian Investasi/BKPM itu.

Lebih lanjut, Eka menuturkan pihaknya juga terus mendorong pengusaha untuk bisa selalu melibatkan UMKM dalam proses bisnis. Ia menyebut umumnya pengusaha ingin mengerjakan seluruh proyek dari hulu ke hilir mulai dari inti bisnis hingga hal-hal remeh seperti katering dan binatu.

Hal itu pun terjadi tidak hanya di BUMN tetapi juga di industri swasta. “Masyarakat jangan hanya menjadi penonton. Kita dorong terus anggota kami baik BUMN maupun pengusaha besar sedapat mungkin melibatkan UMKM dan terutama UMKM yang ada di lokasi tersebut sehingga pertumbuhan yang ada bisa dinikmati semuanya,” imbuh Eka Sastra.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version