Analisis: Strategi Diam Biden terhadap Trump akan Diuji

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

WASHINGTON — Ketika Joe Biden ditanya pada Jumat pagi tentang dampak dakwaan Donald Trump, pendahulunya Gedung Putih dan saingan politiknya di Pemilu Amerika itu, Presiden AS ini memiliki tanggapan tegas: Tidak ada komentar

ADVERTISEMENTS

“Saya tidak akan berbicara tentang dakwaan Trump,” Biden menjelaskan setelah ditekan beberapa kali oleh wartawan. Biden melanjutkan strategi yang telah diasah Gedung Putih terhadap Trump selama dua tahun, yakni diam adalah emas.

ADVERTISEMENTS

Sekarang Trump telah didakwa dalam kasus yang belum diungkap ke publik. Pejabat Gedung Putih mengindikasikan bahwa mereka berencana untuk mengikuti pedoman untuk tetap diam.

Rencana itu akan diuji di hari-hari mendatang, ketika Partai Republik berkumpul di sekitar Trump, menyerang sistem peradilan AS, dan beberapa, termasuk Perwakilan Marjorie Taylor Greene dari Georgia, membuat rencana untuk protes di Kota New York pada hari pendakwaan.

 

ADVERTISEMENTS

Karena sidang digelar di pengadilan Manhattan, beberapa pihak ketakutan kondisi itu bisa berubah menjadi kekerasan. Sementara Biden, adalah seorang Demokrat, yang memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2020, ia menilai tak perlu langsung menyerang Trump, cukup dengan berjanji untuk memulihkan “jiwa Amerika” setelah publik menilai, Trump telah mengacaukan pemerintahan.

ADVERTISEMENTS

Sebagai presiden, Biden mencerca sekutu dan kebijakan mantan presiden, dengan slogan “Make America Great Again” (MAGA) itu, tetapi hal itu jarang dilakukan Trump sendiri. Pakar strategi Demokrat mengatakan sikap diam yang disengaja oleh Biden dan timnya masuk akal secara politis.

“Pemerintah harus terus melakukan apa yang telah mereka lakukan selama ini, dengan fokus pada mengatur dan menangani masalah orang Amerika,” kata ahli strategi Demokrat Karen Finney. “Ini adalah momen untuk meyakinkan orang Amerika dengan terus menunjukkan seperti apa kepemimpinan yang kuat, stabil, dan efektif itu.”

ADVERTISEMENTS

Trump sebagai presiden secara terbuka menyebut Biden sebagai penjahat dan menyebut pengunjuk rasa sebagai “preman”. Trump menghadapi penyelidikan lain terkait perannya dalam penyerbuan Capitol AS pada 6 Januari 2021 oleh para pendukungnya dan upayanya untuk membalikkan kekalahannya pada tahun 2020 dari Biden.

ADVERTISEMENTS

Gedung Putih mengatakan tidak akan mengomentari Trump karena tindakannya sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman Biden sendiri, yang telah dijanjikan oleh presiden untuk dibiarkan independen.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menolak berkomentar pada hari Jumat tentang tindakan pencegahan apa pun yang mungkin dilakukan pemerintah federal, kecuali untuk mengatakan bahwa “kami selalu siap” bila terjadi kekerasan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version