Menjalani Perintah Agama dengan Niat yang Ikhlas

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Menjalani Perintah Agama dengan Niat yang Ikhlas. Foto: Ibadah puasa. Ilustrasi

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Dalam menjalankan perintaj agama Islam, haruslah disertai ketulusan niat. Bukan karena ada paksaan dari siapa pun dan bukan juga karena tujuan meraih keuntungan materi.

ADVERTISEMENTS

Dalam kitab Wasiyatul Mustofa yang disusun oleh Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi’i Asy Syadzili Al Mishri atau dikenal sebagai Imam Asy Syaran, Rasulullah mewasiatkan kepada Ali bin Abi Thalib berkaitan dengan ketulusan dalam beragama. 

يَا عَلِيُّ، اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ لِلَّهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ

Wahai Ali, agama itannasiyhah (ketukusan niat) kepada Allah dan RasulNya dan bagi orang mukmin.

ADVERTISEMENTS

Makna annasihah di atas bukan berarti mauidzah atau nasihat, pengajaran. Tetapi mengandung makna ketulusan niat. Maksudnya dalam beragama itu dibangun dengan ketulusan niat orangnya. Seseorang yang beribadah, rukuk, dan sujud, kepada Allah harus dilakukan berdasarkan ketulusan hati. Bukan karena ada motif lainnya seperti ingin dipuji sebagai ahli ibadah. Begitupun halnya seperti bersholawat kepada nabi, benar-benar didasari ketulusan niat mencintai Rasulullah bukan karena hal lain. Sama halnya ketika menjalin persaudaraan dengan sesama muslim, juga harus dilandasi ketulusan niat karena Allah.

ADVERTISEMENTS

 

Dari daftar di bawah ini, mana nih Hape favorit Kamu?

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version