Pengajian Bahar Bin Smith Bantah Pihak yang Persoalkan Habib Keturunan Nabi

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Terdakwa kasus dugaan penyebaran berita bohong Habib Bahar Bin Smith mencium bendera merah putih saat menjalani sidang lanjutan dengan agenda pembacaan putusan di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/8/2022). Dalam sidang tersebut, Majelis Hakim memvonis Habib Bahar Bin Smith dengan 6 bulan 15 hari kurungan penjara karena Bahar Bin Smith dinilai menyiarkan kabar tidak pasti sehingga dapat menerbitkan keonaran di kalangan rakyat. FOTO/Republika

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Status keturunan Nabi dari Habib Bahar bin Smith dipertanyakan sejumlah pihak. Gugatan itu muncul di tengah drama penembakan Bahar bin Smith. 

ADVERTISEMENTS

Di antara yang mempersoalkan status habib itu adalah pimpinan Pondok Pesantren Roudlatul Fatihah Plered, Bantul, KH Muhammad Fuad Riyadi atau dikenal dengan panggilan Gus Fuad Plered. Ia juga menilai penembakan itu hanya sebuah drama.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Jadi, intinya Bahar Smith itu bohong aja anunya itu. Untuk mengalihkan isu tentang nasab. Sudah, kita fokus saja persoalan ilmiah, buktikan nasab Ba’alawi itu sampai tersambung ke Rasulullah, benar apa enggak? Buktikan! Karena ini sudah terbukti berbahaya dan merusak agama, bangsa, dan negara, gitu loh. Intinya tuh di situ. Nanti ada isu apa lagi, nanti ada isu apa lagi,” katanya beberapa waktu lalu.  

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

KH Imaduddin Utsman al-Bantani, ketua Komisi Fatwa MUI Banten, dan Pengurus LBM PBNU) sebelumnya juga telah menerangkan seputar bantahannya terhadap nasab Bahar Smith keturunan Nabi dalam artikel di laman Nahdlatul Umum dengan judul “Menjawab Bantahan Nasab Bahar Smith”.

ADVERTISEMENTS

Dalam tulisan itu disimpulkan, keluarga Habib Ba Alawi yang menjadi akar nasab Bahar bin Smith (Sumaith) tertolak secara ilmiah sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW karena keluarga ini bernisbah kepada Ahmad bin Isa setelah 651 tahun dari wafatnya Sayyid Ahmad bin Isa tanpa sanad. Kitab-kitab yang ditulis terdekat dengan masa Sayyid Ahmad bin Isa tidak mengonfirmasi adanya Alawi dan Ubaidillah sebagai cucu dan anak dari Ahmad bin Isa.

ADVERTISEMENTS

Alawi dan Ubaidillah ditulis sebagai anak dan cucu Ahmad bin Isa dalam kitab-kitab nasab jauh setelah lebih dari 650 tahun. Tentunya aneh jika orang yang tidak ada dikenal sebagai keturunan Ahmad bin Isa lalu kemudian setelah 651 tahun disebut sebagai keturunannya tanpa sanad yang tersambung (muttasil).

ADVERTISEMENTS

Kedudukan riwayat nasab semacam Ba Alawi ini dalam ilmu hadits, menurut Imaduddin, masuk dalam kategori maudlu (palsu). Mashurnya penyebutan Ba Alawi masa kini (tahun 1444 H) sebagai keturunan Nabi tidak bisa dijadikan pegangan kesahihan nasab mereka. 

ADVETISEMENTS

Sebagai gambaran, nasab Alawi yang selama ini disebut masuk keturunan Nabi Muhammad SAW yakni Alawi (w 400 H) bin Ubaidillah (w 383 H) bin Ahmad (w 345 H) bin Isa an-Naqib (w 300 H) bin Muhammad An-Naqib (w 250 H) bin Ali al-Uraidi (w 210 H) bin Ja’far al-Shadiq (w 148 H) bin Muhammad al Baqir (w 114 H) bin Ali Zaenal Abidin (w 97 H) bin Sayidina Husain (w 64 H) bin Siti Fatimah az-Zahra (w 11 H) binti Nabi Muhammad SAW (w. 11 H).

Pembelaan habib

Namun, dalam pengajian Habib Bahar bin Smith yang ditayangkan langsung di akun Youtube Sayyid Bahar Bin Sumaith Official, Senin (22/5/2023), pembelaan terhadap habib disampaikan. 

“Kami para habaib tidak gila pada sanjungan, kami para habaib tidak gila dengan cium tangan. Kenapa? Karena kami sudah dimuliakan sama Allah. Justru kalau kita memuliakan habaib maka kita akan dimulaikan oleh Allah SWT,” ujar seorang pembicara sebelum Bahar bin Smith memberikan materi.  

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version