BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi pada 29-30 Mei

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gelombang tinggi hingga empat meter berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 4-5 Mei 2023. FOTO/Antara

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA—Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat agar mewaspadai gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 29-30 Mei 2023.

ADVETISEMENTS

“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di perairandan pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Senin.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Ia mengatakan pola angin menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Ia mengemukakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.

ADVERTISEMENTS

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan KepulauanKai, perairan Kepulauan Aru, Laut Banda, dan Laut Arafuru,” katanya.

ADVERTISEMENTS

Kondisi tersebut, kata dia, menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,50 meter di Selat Malaka bagian tengah, perairan utara Sabang, perairan Lhokseumawe, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia Barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan Pulau Sumba, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba, perairan PulauSawu-Kupang-PulauaRotte, Laut Sawu, Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Natuna.

ADVERTISEMENTS

Kemudian, Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan Kotabaru, perairan Balikpapan, Selat Makassar, perairan KepulauanSabalana-Kepulauan. Selayar, Teluk Bone bagian selatan, Laut Bali-Laut Sumbawa-Laut Flores, perairan Baubau-Wakatobi, perairan Manui-Kendari, Teluk Tolo, Laut Sulawesi bagian barat, perairan KepulauanSangihe-KepulauanTalaud, perairan Bitung, perairan Kepulauan Sitaro.

Selanjutnya, perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku, perairan Halmahera, Laut Halmahera, perairan KepulauanBanggai-Kepulauan Sula, perairan Pulau Buru-Pulau Seram-Pulau Ambon, Laut Seram, perairan Fakfak-Kaimana-Agats-Yos Sudarso, perairan KepulauanSermata-Kepulauan. Babar, perairan utara KepulauanKai-Kepulauan Aru, Samudra Pasifik Utara, Papua Barat-Papua.

Sedangkan, gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,50-4,0 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan selatan Banten-Jawa Timur, perairan selatan Bali-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Barat Sumatra, Samudra Hindia Selatan Banten-NTT, Laut Banda, perairan Kepulauan Tanimbar, perairan selatan KepulauanKai-KepulauanAru, Laut Arafuru, dan Samudra Pasifik utara Halmahera.

“Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran,” kata Eko Prasetyo.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version