Jokowi Minta Groundbreaking Pabrik Baterai Segera, Bahlil: Jangan Banyak Kajian

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menjawab pertanyaan wartawan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (24/5/2023).

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta percepatan realisasi investasi asing dan domestik untuk penciptaan ekosistem industri baterai mobil listrik atau electric vehicle (EV) di kawasan industri hijau di Bantaeng, Sulawesi Selatan, dengan target peletakan batu pertama pembangunan atau groundbreaking pada September 2023.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Arahannya kita akan melakukan percepatan karena investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy, akan memakai tenaga angin di Sulawesi, di Bantaeng,” kata Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman ModalBahlil Lahadaliaseusai rapat yang dipimpin Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (31/5/2023).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Bahlil mengatakan investasi asing untuk baterai mobil listrik itu berasal dari investor Inggris, yang bekerja sama dengan perusahaan dari Belgia, kemudian dengan BUMN di Indonesia, dan juga dari Swiss. Selain kawasan industri untuk baterai mobil listrik di Bantaeng, kata Bahlil, pemerintah juga ingin percepatan realisasi investasi tambang nikel di Papua.

ADVERTISEMENTS

Meskipun menginginkan percepatan, Bahlil mengatakan, Presiden meminta semua mekanisme investasi dilakukan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.

ADVERTISEMENTS

“Jadi jangan kita lambat hanya dengan kajian terus. Negara ini terlalu banyak kajian sampai prinsip kita, arahan bapak Presiden jelas minta percepatan di bulan September semua sudah selesai. Harus selesai dan harus sudah mulai groundbreaking di lokasinya dan semua sudah clear,” kata dia.

ADVERTISEMENTS

Nilai investasi untuk baterai mobil listrik di Bantaeng ini, kata Bahlil, mencapai 9 miliar dolar AS, dengan produksi berupa baterai sel untuk memenuhi permintaan dalam negeri dan ekspor.

ADVETISEMENTS

“Tahap pertama kurang lebih (produksi) sekitar 20 Giga untuk baterai selnya. Ke depan pasti akan ditingkatkan permintaan dalam negeri maupun untuk ekspor. Ekspor untuk Eropa. Ini kan Inggris, dia akan jadi hub untuk Eropa,” ujar Bahlil.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version