Aliansi Oposisi Turki Bubarkan Diri

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

ANKARA — Oposisi Aliansi Bangsa membubarkan diri karena pemilu telah usai. Sekretaris Jenderal Partai İYİ, Ugur Poyraz mengatakan, aliansi oposisi telah menyelesaikan misinya dalam pemilu.

ADVETISEMENTS

“Semua aliansi adalah aliansi pemilu, dan ketika pemilu selesai, semua aliansi membubarkan diri. Pemilihan parlemen 14 Mei telah berakhir, pemilihan presiden telah berakhir, dan aliansi telah menjalankan misinya,” ujar Poyraz, dilaporkan Hurriyet Daily News, Kamis (1/6/2023).

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Aliansi Bangsa menyatukan Partai Rakyat Republik (CHP), Partai İYİ, Partai Felicity (SP), Partai Demokrasi dan Kemajuan (DEVA), Partai Masa Depan (GP) dan Partai Demokrat (DP). Mereka  Pemimpin CHP Kemal Kilicdaroglu dalam pemilihan presiden melawan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

SP, DEVA, GP dan DP memiliki kandidat dalam pemilihan parlemen dalam daftar CHP. Sedangkan Partai İYİ mencalonkan diri secara terpisah dengan kandidatnya sendiri.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

Anggota parlemen dari Partai İYİ Istanbul, Cihan Pacaci mengatakan aliansi oposisi saat ini tidak perlu dilanjutkan. “Di masa depan, partai-partai oposisi secara alami akan menjalin kerja sama di antara mereka sendiri.  Anda dapat menyebutnya ‘aliansi’ atau ‘kerja sama’, tetapi saat ini tidak ada agenda untuk bekerja sama,” ujar Pacaci.

ADVERTISEMENTS

Dewan pemilihan Turki pada Kamis (1/6/2023) mengesahkan hasil pemilihan presiden putaran kedua. Mereka mengkonfirmasi bahwa Recep Tayyip Erdogan telah memenangkan masa jabatan ketiga sebagai presiden.

Ketua Dewan Pemilihan Tertinggi, Ahmet Yener mengatakan, Erdogan memenangkan 52,18 persen suara. Sementara pemimpin utama partai oposisi, Kemal Kilicdaroglu mengumpulkan 47,82 persen suara.

“Berdasarkan hasil ini, dapat dipahami bahwa Recep Tayyip Erdogan telah terpilih sebagai presiden dan hasilnya dikirim ke Berita Resmi untuk dipublikasikan,” ujar Yener.

Yener mengatakan, jumlah pemilih adalah 85,72 persen. Dengan kemenangan itu, maka Erdogan akan memerintah hingga 2028.

Erdogan dijadwalkan mengambil sumpah jabatan pada Sabtu (3/6/2023). Setelah itu dia diharapkan mengumumkan susunan Kabinet barunya. Namun jadwal ini belum dapat dikonfirmasi.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version