Keliling Lokananta, Erick Terkenang Masa Lalu

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

 SOLO — Menteri BUMN Erick Thohir mengaku bergetar hatinya saat berkeliling Lokananta. Hal tersebut disampaikannya usai meresmikan dan berkeliling Lokananta dengan wajah yang baru.

ADVERTISEMENTS

“Saya tadi ketika muter ada bergetar sedikit rupanya ada koneksi. Di sini tahun 1962 rekaman lagu Asian Games kan, begini-begini saya bekas ketua ASEAN Games juga,” kata Erick, Sabtu (3/6/2023).

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Erick pernah menjadi Ketua Panitia Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Erick bercerita bahwa getaran tersebut juga lantaran ada kesamaan antara dirinya dengan pendiri Lokananta R Maladi yang juga merupakan ketua PSSI waktu itu.

ADVERTISEMENTS

“Ada koneksi lain disampaikan rupanya Pak Maladi Ketua PSSI tahun 1959. Ya kebetulan juga saya hadir ada hubungan dengan PSSI juga,” ungkapnya sembari tertawa. 

ADVERTISEMENTS

Raden Maladi juga pernah menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 1950-1959. Kendati demikian, meski Lokananta hadir dengan wajah yang lebih indah namun ia berpesan agar studio tersebut sebagai industri dapat terus berkembang seiring dengan zaman.

ADVERTISEMENTS

“Kita tidak hanya membangun tapi memastikan ini akan berkelanjutan seperti yang kita sudah lakukan di Jakarta Sarinah yang sampai hari ini sangat-sangat populer dan ini juga aset BUMN yang bersejarah dan sempat terbengkalai,” katanya.

ADVETISEMENTS

 

Sebelumnya, Kementerian BUMN melalui PT Danareksa (Persero)-PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dengan dukungan dari Pemerintah Kota Solo menghidupkan kembali aset milik Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) itu dengan merevitalisasi dan melakukan optimalisasi aset Lokananta.

“Hal-hal ini yang saya rasa kenapa ini sesuatu yang bersejarah yang harus kita jaga karena tidak mungkin bangsa besar kita mau maju tapi tidak punya fundamental budaya kita tidak akan kemana-kemana, malah akan terpuruk,” katanya menambahkan. 

Setelah direvitalisasi, Lokananta akan menjadi sentra kreativitas dan komersial bagi para musisi, seniman dan UMKM sehingga dapat memberikan dampak sosial, kemajuan ekonomi dan pelestarian budaya Indonesia.

Lokananta juga memiliki masa depan yang berkelanjutan dengan berfokus pada lima pilar bisnis. Yaitu museum/galeri, studio rekaman, arena pertunjukan musik dan seni, area kuliner, dan galeri UMKM.

Untuk menjalankan lima pilar bisnis Lokananta, Danareksa-PPA juga berkolaborasi dengan M Bloc Group sebagai operator. Lokananta nantinya juga bakal menerapkan pola placemaking seperti di M Bloc Space, Jakarta Selatan.

Lokananta merupakan perusahaan rekaman pertama di Indonesia yang didirikan oleh Raden Maladi pada 1956. Sebagai studio rekaman pertama dan sampai saat ini masih menjadi yang terbesar di Indonesia, Lokananta telah mengorbitkan banyak legenda, di antaranya Gesang, Waldjinah, Buby Chen, Titiek Puspa, Bing Slamet, Sam Saimun hingga Ki Narto Sabdo.

 

 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version