Bukan Disiksa, Begini Akhlak Mulia Nabi Muhammad Terhadap Tahanan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ilustrasi suasana Masjid Nabawi saat ini.

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Tahanan pada masa lalu adalah incaran. Bisa dijadikan budak untuk dijual. Hartanya juga bisa dirampas habis. Tapi, apakah seperti itu yang dilakukan Nabi Muhammad? Ini akhlak mulia beliau terhadap seorang tahanan yang menarik untuk kita pelajari.

ADVERTISEMENTS

Suatu ketika para sahabat menangkap seseorang yang memusuhi Nabi Muhammad dan umat Islam kala itu. Si tahanan dibawa menghadap Nabi Muhammad SAW di Madinah. Nabi bertanya kepada para sahabat yang berhasil menahannya, apakah kalian mengenal siapa orang ini. Mereka menjawab tidak tahu.

ADVERTISEMENTS

Nabi Muhammad kemudian mengenalkan tahanan tersebut kepada para sahabat. Dia adalah petinggi sebuah suku. Orang berpengaruh, namanya Adi bin Hatim. Dialah orang yang membenci dakwah Nabi Muhammad, umat Islam, dan kota Madinah.

ADVERTISEMENTS

Kemudian Nabi Muhammad bertanya kepada Adi bin Hatim, apakah mau masuk Islam? Si kepala suku itu menjawab tidak mau.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

Kemudian Nabi memerintahkan para sahabat menahan Adi bin Hatim di Masjid Nabawi. Selama beberapa hari si tahanan berada di sana. “Mengapa demikian? Nabi sengaja menyuruh sahabat menahan Adi bin Hatim di Masjid Nabawi agar si tahanan menyaksikan akhlak mulia Nabi dan sahabat, mendengarkan ayat suci Alquran,” kata Habib Jindan bin Jindan dalam acara Haul al-Quthb Habib Abubakar bin Muhammad bin Umar Assegaf di Gresik beberapa hari lalu.

ADVERTISEMENTS

Setelah beberapa hari ditahan, Nabi Muhammad kembali menawarkan, apakah mau masuk Islam. Jawaban Adi bin Hatim masih sama, tetap tidak mau.

ADVERTISEMENTS

Nabi Muhammad SAW tak mempermasalahkan itu. Bahkan Rasulullah membebaskan Adi bin Hatim. Jalanlah si kepala suku ke suatu tempat. Kemudian dia membersihkan dan menyucikan badannya. Lalu, datang lagi kepada Nabi Muhammad dan kemudian mau bersyahadat masuk Islam.

ADVERTISEMENTS

“Allah membalik hati Adi bin Hatim dari yang semula benci menjadi cinta kepada Nabi Muhammad, Islam, umat Islam, dan Kota Madinah,” kata Habib Jindan.

Sejak itu Adi bin Hatim menjadi sahabat Nabi Muhammad hingga akhir hayatnya.

Habib Jindan menjelaskan, pelajaran berharga dari kisah ini adalah, umat Islam dimanapun berada wajib berakhlak mulia. Akhlak yang menjadi menifestasi dari ketulusan hati. Sedangkan ketulusan dan kebersihan hati berasal dari ibadah yang diterima sehingga menjadi dekat dengan Allah.

Umat Islam harus membiasakan diri berakhlak mulia. Karena akhlak mulia adalah cerminan dari keimanan yang tertanam di hatinya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version