Usai Pembakaran Alquran, Denmark Perketat Kontrol Turis Asing Hingga 10 Agustus

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

#attachment_caption

OSLO — Polisi Denmark menetapkan kebijakan memperketat kontrol perbatasan, utamanya terhadap orang-orang yang akan masuk ke negara tersebut. Hal ini menyusul terjadinya peristiwa pembakaran Alquran baru-baru ini yang telah memengaruhi situasi keamanan.

ADVERTISEMENTS

Hal itu diumumkan oleh Kementerian Kehakiman, menyusul keputusan serupa oleh Swedia awal pekan ini. Aktivis anti-Islam di Denmark dan Swedia telah dilaporkan membakar dan merusak beberapa salinan kitab suci umat Islam, dalam beberapa bulan terakhir. Aksinya ini memicu kemarahan di dunia Muslim, yang menuntut agar pemerintah melarang tindakan semacam itu.

ADVERTISEMENTS

“Pihak berwenang telah menyimpulkan bahwa saat ini perlu untuk meningkatkan fokus pada siapa yang memasuki Denmark, untuk menanggapi ancaman spesifik dan saat ini,” kata Kementerian Kehakiman Denmark dalam sebuah pernyataan, dikutip di Reuters, Sabtu (5/8/2023).

ADVERTISEMENTS

Dalam pernyataannya itu, disampaikan pula jika tindakan kontrol perbatasan yang lebih ketat rencananya akan dilakukan hingga 10 Agustus. “Pembakaran Alquran baru-baru ini, seperti yang dikatakan polisi keamanan, memengaruhi situasi keamanan saat ini,” kata Menteri Kehakiman Peter Hummelgaard dalam pernyataan itu.

ADVERTISEMENTS

Keputusan ini mencakup pengetatan kontrol perbatasan, dengan lebih banyak pemeriksaan pelancong yang tiba di Denmark. Hal ini mengikuti langkah serupa yang dilakukan Swedia sebelumnya.

ADVERTISEMENTS

Kedua pemerintah telah menyatakan mereka mengutuk pembakaran tersebut. Mereka juga menyebut sedang mempertimbangkan undang-undang baru yang dapat menghentikannya.

ADVERTISEMENTS

Namun, kritikus setempat mengatakan keputusan semacam itu akan merusak kebebasan berbicara yang dilindungi dalam konstitusi mereka. Umat Islam memandang Alquran sebagai firman Allah SWT secara literal. Sehingga, tindakan penodaan kitab suci sering memicu protes di dunia Muslim.

ADVERTISEMENTS

Seperti diberitakan sebelumnya, otoritas Denmark telah memperhatikan dengan cermat deklarasi terbaru Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Mereka juga menyebut akan melanjutkan dialog yang erat dengan negara-negara anggota dari kelompok tersebut. “Denmark mengutuk pembakaran Alquran baru-baru ini dan sedang menjajaki kemungkinan intervensi dalam situasi khusus perihal kebebasan berekspresi Denmark,” kata Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen.

ADVERTISEMENTS

OKI telah melaksanakan sesi Dewan Menteri Luar Negeri pada Senin (31/7/2023). Dari pertemuan itu, diambil kesepakatan bahwa organisasi dengan anggota dari 57 negara ini merasakan kekecewaan yang mendalam, mengingat insiden ini terus dibiarkan oleh pihak berwenang.

ADVERTISEMENTS

Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Denmark juga mengatakan akan menjajaki kemungkinan campur tangan dalam situasi khusus, misalnya negara, budaya dan agama lain dihina, yang mana hal ini dapat menimbulkan konsekuensi negatif yang signifikan bagi Denmark, paling tidak berkaitan dengan keamanan. Pemerintah menyebut akan membuat batasan hukum, yang dapat menghentikan demonstrasi yang melibatkan pembakaran kitab suci Alquran dalam keadaan tertentu. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version