Solusi Polemik Bandara Kediri Sudah Dibahas, Operasional Sesuai Target

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak Cipta Foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada Pemilik Foto

 JAKARTA — PT Angkasa Pura (AP) II memastikan siap menjadi operator Bandara Dhoho Kediri, Jawa Timur. Meskipun sebelumnya dikabarkan berpolemik dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), rencana operasional tetap sesuai target. 

ADVERTISEMENTS

Direktur Operasi AP I Indah Preastuty mengatakan saat ini solusi sudah dibahas. “Menurut saya ketika ini dibuat, studi untuk melakukan perencanaan sampai pembangunan dan pengoperasian memang pasti ada singgungan dengan TNI AU,” kata Indah di Jakarta, Rabu (30/8/2023). 

ADVERTISEMENTS

Dia menjelaskan, hal itu sama halnya saat AP I mengoperasikan Bandara Internasional Yogyakarta. Meskipun begitu, Indah memastikan solusi sudah disepakati dengan pihak-pihak terkait. 

“Sejauh ini sudah didapatkan solusi untuk bisa melaksanakan penerbangan. Kemarin juga sudah dibicarakan dengan TNI AU dan Airnav untuk penerbangan dari Kediri” jelas Indah. 

 

ADVERTISEMENTS

Sementara itu, Direktur Utama AP I Faik Fahmi optimistis pengoperasian Bandara Kediri masih sesuai target. Meskipun bandara tersebut dibangun oleh PT Gudang Garam, nantinya bandara tersebut akan dioperatori oleh AP I. 

ADVERTISEMENTS

“Mudah-mudahan Bandara Kediri bisa dioperasikan Desember 2023. Insya Allah sesuai target sudah bisa dioperasikan akhir tahun ini,” ucap Faik dalam kesempatan yang sama. 

Sebelumnya, Komandan Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi, Kolonel Pnb I Gusti Made Yoga Ambara mengungkapkan, wilayah Bandara Kediri selama ini menjadi area latihan manuver pesawat tempur yang diterbangkan dari Lanud Iswahjudi, Kabupaten Magetan. Jika bandara beroperasi maka pesawat F-16 dan T-50 Golden Eagle tidak bisa lagi terbang di langit Kediri.

ADVERTISEMENTS

Konsekuensinya, ruang udara latihan TNI AU harus dipindahkan. Jika seperti itu maka membuat operasional menjadi membengkak. Yoga menyebut, dampaknya TNI AU akan dirugikan karena harus mengeluarkan ongkos tiga kali lipat. 

ADVERTISEMENTS

“Kami (terpaksa) harus berpindah ke (ruang udara di wilayah) selatan. Kalau harus ke selatan terus latihannya, yang tadinya cuma butuh 10 ribu dolar (Rp 152 juta), jadi 30 ribu dolar (Rp 457 juta) per jam,” kata Yoga saat paparan di acara ‘Media Tour Dirgantara’ di Lanud Iswahjudi, Kabupaten Magetan, Kamis (24/8/2023).

Secara keseluruhan progres pembangunan Bandara Dhoho pada Juli 2023 telah mencapai 94,31 persen. Pengerjaan terdiri dari pekerjaan sisi darat sebesar 75,78 persen. Sementara dari sisi udara airside mencapai 97,85 persen.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version