Telur dan Lele Bisa Cegah Stunting, Lho!

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak Cipta Foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada Pemilik Foto

 JAKARTA — Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo memberi tips mencegah stunting dengan memperbanyak asupan telur dan ikan lele untuk anak-anak.

ADVERTISEMENTS

“Apabila anak diberikan telur sebagai sumber protein hewani sebelum dua tahun maka pertumbuhan otaknya akan sangat pesat, juga lele yang mengandung DHA dan omega 3,” ujar Hasto dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (18/9/2023).

ADVERTISEMENTS

Pernyataan tersebut disampaikan saat menghadiri sosialisasi program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Pondok Pesantren Nurul Qur’an, Kulon Progo, Jawa Tengah, pada Ahad (17/9/2023).

ADVERTISEMENTS

Pada acara ini, ia juga memberi bantuan telur kepada 15 keluarga penerima untuk enam bulan, sekaligus berpesan agar keluarga bisa secara rutin memberikan telur tersebut sebagai asupan protein untuk anak-anaknya.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

Berdasarkan data survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Kulon Progo yakni 15,8 persen dari total populasi anak dengan usia di bawah lima tahun.

ADVERTISEMENTS

“Kondisi di Indonesia saat ini, dari 100 orang masih ada 21 orang yang stunting. Di Kulon Progo sendiri, dari 100 orang yang stunting ada 15 orang,” katanya.

ADVERTISEMENTS

Ia menjelaskan mengenai bahaya stunting dan faktor penyebabnya yang perlu diketahui masyarakat.

ADVERTISEMENTS

“Stunting sudah pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting. Apabila bayi di bawah dua tahun (baduta) stunting, cenderung memiliki perkembangan kognitif yang kurang maksimal, nanti ketika dewasa bisa tertinggal karena kemampuan produktivitasnya rendah dan mudah terkena penyakit,” katanya.

ADVERTISEMENTS

Lebih lanjut, Hasto mengatakan bahwa mencegah anak lahir stunting lebih efektif daripada mengatasi anak yang sudah terlanjur stunting.

“Stunting itu lebih mudah dicegah daripada yang sudah stunting. Dengan mengkonsumsi telur dan ikan lele yang mengandung asam amino tinggi, sangat berguna untuk memenuhi nutrisi ibu hamil,” katanya. 

Ia juga menyampaikan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan tidak buang air besar di sungai karena bisa menjadi salah satu faktor risiko stunting.

“Kita tidak melakukan buang air besar di sungai, melainkan di wc, dimana sudah ditutup menggunakan air sehingga tidak bau, kalau pakai wc cemplung (di sungai) nanti banyak lalat, jika lalatnya hinggap di makanan bisa menyebabkan diare, nah kalau anak diare pertumbuhannya bisa terganggu,” kata dia.

Ia juga menekankan pentingnya masyarakat memperhatikan usia nikah yang ideal.

Ojo kawin bocah, jangan menikah di usia kurang dari 21 tahun. Apabila kepepet sebelum 20 tahun menikah, jangan hamil dulu, bisa menggunakan kondom. Jangan terlalu muda, atau terlalu tua di atas 35 tahun, agar anaknya sehat dan tidak stunting,” katanya.

Ia juga berpesan, perhatian pada perempuan adalah hal terpenting untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Perempuan itu harapan hidupnya lebih panjang. Maka sebelum 2035 kita harus memperhatikan para perempuan, menjelang Indonesia Emas agar tidak ada yang stunting dan sehat,” demikian Hasto Wardoyo.

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version