Sabtu, 01/06/2024 - 12:46 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Tiga Aspek Penting Pengembangan Diri Bagi Gen Z dalam Berkarier

 JAKARTA — Gen Z, atau generasi yang lahir antara 1997 hingga 2012, kini sebagian telah berkecimpung dalam dunia profesional. Untuk mengembangkan dirinya dan bisa sukses dalam berkarier, terdapat sejumlah hal yang dianggap perlu dilakukan oleh Gen Z.

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

Pakar dari Talkinc, institusi pendidikan yang berfokus pada pengembangan keahlian berkomunikasi, mengatakan Gen Z memiliki cara pandang yang berbeda dalam menjawab tantangan kerja. Begitu pula saat berinteraksi dengan sesama, di dalam atau luar dunia kerja.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

“Kami kerap menemukan komunikasi Gen Z  di lingkup profesional berbicara terlalu cepat dan singkat hingga sulit mengelaborasi pemikiran mereka. Hal ini yang menghambat komunikasi yang efektif. Namun kami percaya, Gen Z ini adalah calon pemimpin masa depan, sehingga harus kita bantu pengembangan diri maupun profesional mereka,” ucap Founder dan CEO Talkinc, Erwin Parengkuan, melalui pernyataan resminya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Merespons hal tersebut, Talkinc melalui tiga fasilitator yang merupakan pakar di bidang komunikasi dari berbagai latar disiplin ilmu, berbagi pandangan terhadap problematika yang dihadapi Gen Z. Dengan begitu, Gen Z bisa mengembangkan diri dalam menghadapi dunia karier profesional. 

Berita Lainnya:
Cegah Deep Vein Thrombosis, Lakukan Senam Peregangan di Pesawat Menuju Tanah Suci

Pertama, Gen Z perlu membangun belief system atau sistem kepercayaan dasar yang dijadikan sebagai acuan atau fondasi dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku. Kepercayaan tersebut sangatlah memengaruhi cara hidup, juga akan terbawa pada emosi, lalu emosi berubah menjadi tindakan.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

“Memiliki sistem kepercayaan yang kuat dapat memberikan landasan yang stabil untuk Gen Z membentuk identitas diri dan perilaku mereka dalam menjalani kehidupan, serta mengatasi tantangan yang muncul,” ujar psikolog Ajeng Raviando.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Aspek berikutnya adalah growth mindset, caranya dengan menumbuhkan kesadaran bahwa kemampuan dan kecerdasan bukan suatu hal yang tetap. Keduanya akan terus mengalami perubahan seiring berjalannya waktu dan bisa ditingkatkan melalui usaha dan pembelajaran.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Menurut Samanta Elsener, psikolog sekaligus fasilitator Talkinc, Gen Z merupakan generasi yang perlu mempraktikkan growth mindset lebih efektif karena mereka membutuhkan solusi dari permasalahan sosial yang mereka hadapi. “Dengan menguasai growth mindset, mereka bisa meyakinkan diri untuk mengembangkan potensi dalam diri mereka lebih besar lagi,” ungkap Samanta.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Upaya Perpusnas Kuatkan Budaya Baca di Kalangan Gen Z: iPusnas Hingga Perpus Keliling
ADVERTISEMENTS

Berikurnya adalah aspek storytelling, yang perlu diasah oleh Gen Z yang baru memasuki dunia profesional. Mereka disarankan membekali diri untuk selalu bisa menarasikan ide dan gagasan lewat keterampilan bercerita atau bertutur yang baik agar bisa lebih mudah terkoneksi dengan orang-orang yang ada di lingkup kerjanya.

ADVERTISEMENTS

Menurut Wahyu Wiwoho, presenter sekaligus fasilitator Talkinc, melalui storytelling, seseorang dapat secara persuasif mengajak lawan bicara, khususnya atasan, rekan kerja atau klien, untuk mendengarkan dan meyakini penuh pesan yang disampaikan. “Gen Z itu super-kreatif dalam hal ide atau gagasan. Namun, mereka tetap memerlukan peran generasi di atasnya untuk memandunya dalam lingkup profesional,” kata Wahyu.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi