Amal Baik tidak Dilihat dari Jumlahnya, tapi Keikhlasannya

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Umat Islam dari berbagai negara melaksanakan shalat saat mengunjungi Masjid Quba di Madinah, Arab Saudi ,Jumat (5/5/2023). Masjid Quba merupakan masjid pertama di dunia yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW bahkan terlibat dalam proses pembangunannya. Dalam Al Qur

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menyampaikan bahwa banyak dan sedikitnya amalan tidak diukur dari jumlahnya. Tetapi diukur dari kezuhudannya atau keikhlasannya.

ADVERTISEMENTS

“Amalan yang bersumber dari hati yang zuhud tidak dapat disebut sedikit. Sedangkan amalan yang bersumber dari hati yang tamak tidak dapat disebut banyak.” (Syekh Ibnu Athaillah, Al-Hikam)

ADVERTISEMENTS

Walaupun amalan yang kamu lakukan itu sedikit, namun dikerjakan dengan penuh keikhlasan dan jauh dari nilai-nilai kesyirikan, maka pada hakikatnya kamu telah melakukan sesuatu yang besar dengan pahala yang besar juga. Nilai sebuah ibadah adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya.

ADVERTISEMENTS

Berapa banyak orang yang beribadah siang dan malam, namun tidak ada pahala yang didapatkan. Sebab semua itu dilakukan dengan tidak ikhlas dan jauh dari nilai-nilai ketuhanan.

ADVERTISEMENTS

Walaupun amalan yang kamu lakukan itu banyak, namun tidak ikhlas dan mengandung nilai-nilai kesyirikan, maka pahala yang kamu dapatkan adalah nol besar, sia-sia belaka.

ADVERTISEMENTS

Ibadah yang kamu lakukan untuk selain-Nya, maka Dia berlepas diri darinya. Ibadah itu sesuai niatnya. Jikalau niatnya untuk Allah SWT, maka Dia akan membalasnya. Jika niatnya untuk dunia maka ia akan mendapatkannya, dan tentunya atas seizin-Nya.

ADVERTISEMENTS

Banyaknya amalan belum tentu menunjukkan banyaknya pahala. Sedikitnya amalan belum tentu menunjukkan sedikitnya pahala. Timbangannya adalah keikhlasan dan kesesuaian dengan tuntutan Nabi Muhammad SAW.

ADVERTISEMENTS

Hal ini dijelaskan Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam dengan penjelasan tambahan oleh Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam D A Pakih Sati dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version