Senin, 03/06/2024 - 19:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Peneliti SMRC: Pengkhianatan Demi Pengkhianatan Disebabkan oleh Prabowo

BANDA ACEH – Peneliti Politik dari Saiful Mujani Research Center (SMRC) Saidiman Ahmad menuding kalau Prabowo Subianto penyebab terjadinya pengkhianatan di internal partai politik, khususnya bagi PDIP dan Golkar.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2024

“Saya melihat kisruh politik ini berpusat pada satu orang: Prabowo. Tokoh ini yang menjadi penyebab perilaku ganjil sejumlah elit politik. Tata krama politik telah dirusak. Penghianatan demi penghianatan  di internal partai terjadi. Rasa hormat kader pada keputusan partai menghilang. Para elit bermain kasar. Jangankan tunduk pada atau mendengarkan aspirasi arus bawah, marwah partai disepelekan,” tulisnya. Dan ini catatan lengkap dari dari Saidiman sebagaimana disitat dari akun X.

ADVERTISEMENTS
Selamat Menunaikan Ibadah Haji bagi Para Calon Jamaah Haji Provinsi Aceh

PRABOWO

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

Banyak yang mengarahkan sorotan pada Joko WIdodo atas sejumlah peristiwa politik mutakhir, terutama soal keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengubah persyaratan usia calon presiden dan wakil presiden yang memungkinkan putra sulungnya, Gibran, maju sebagai calon wakil presiden.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

Keputusan MK dianggap tidak independen atau parsial karena terkait dengan bisa tidaknya anak presiden maju dalam pemilihan. 

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak
Berita Lainnya:
Polda Jabar Tebar Ancaman ke Keluarga Pelaku Pembunuhan Vina, Minta Segera..

Namun di luar itu semua, saya melihat satu figur yang membuat kisruh dan menjadikan politik Indonesia kurang berjalan sebagaimana seharusnya. Keputusan-keputusan politik elit terasa aneh, di luar kebiasaan. Sejumlah elit berperilaku abnormal.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Kader PDI Perjuangan, seperti Budiman Sudjatmiko, tiba-tiba melawan keputusan partai yang telah mengusung Ganjar sebagai calon presiden.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Sebelum PDI Perjuangan menetapkan Ganjar, tak terdengar Budiman bicara tentang tokoh di luar partainya yang pantas didukung.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
ADVERTISEMENTS

Tidak ada usulan pada DPP PDI Perjuangan untuk mengusung Prabowo. Setelah partai menetapkan calon, kok tiba-tiba mendukung Prabowo yang merupakan orang lain?

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Bayar Jalan tol dengan Pencard

Keanehan terbesar adalah ambivalensi Joko Widodo soal calon presiden. Partainya sudah jelas mendukung Ganjar, namun Joko Widodo terlihat tidak tegas menentukan dukungan.

Hal itu membuka peluang tafsir bahwa Jokowi mendua soal calon presiden, bahkan banyak yang menduga dia condong ke Prabowo.

Berita Lainnya:
Buka Rapimcab Kabupaten Tangerang, Ketua DPW PPP Banten: Makin Solid Jelang Pilkada 2024

Wacana Gibran menjadi calon wakil presiden untuk Prabowo memunculkan isu hengkang dari PDI Perjuangan yang telah mendudukkannya sebagai walikota. Tidak hanya itu, Golkar yang sebelumnya memutuskan Airlangga sebagai Capres atau setidaknya Cawapres kini muncul dengan keputusan baru: Gibran Cawapres Prabowo.

Keputusan ini potensial menimbulkan kekecewaan di tubuh beringin. Kenapa partai sebesar dan seberpengalaman Golkar bisa mengajukan posisi Cawapres kader partai lain? Ada apa dengan Golkar?

Saya melihat kisruh politik ini berpusat pada satu orang: Prabowo. Tokoh ini yang menjadi penyebab perilaku ganjil sejumlah elit politik. Tata krama politik telah dirusak.

Penghianatan demi penghianatan  di internal partai terjadi. Rasa hormat kader pada keputusan partai menghilang. Para elit bermain kasar. Jangankan tunduk pada atau mendengarkan aspirasi arus bawah, marwah partai disepelekan.

Setelah hari ini, politik Indonesia di tingkat elit mungkin akan semakin kehilangan harga diri. Tak ada lagi respek antar-elit. Mengerikan.

SAIDIMAN AHMAD,

Makassar, 21 Oktober 2023

Sumber: Gelora

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi