Teladani Mental Ali bin Abi Thalib Saat Melamar Putri Nabi Muhammad

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ilustrasi petualang. Palestina dikenal juga sebagai salah satu pusat peradaban Islam. FOTO/Net.

Ilustrasi Sahabat Nabi Muhammad sedang hijrah.

ADVERTISEMENTS

MADINAH –Banyak pemuda yang gagal meminang wanita pujaannya karena telah kalah mental lebih dulu. Mereka mundur memperjuangkan wanita yang dicintainya karena tak punya modal sebagai mahar pernikahan. Lebih-lebih bila wanita itu adalah dari keluarga terpandang, tak sedikit pemuda yang ciut nyali bertemu orang tuanya. 

ADVERTISEMENTS

Selayaknya para pemuda masa kini dapat meneladani bagaimana percaya dirinya sahabat Ali bin Abi Thalib ketika akan meminang wanita yang dicintainya yakni Fatimah az Zahra putri nabi Muhammad SAW. Ali bukanlah pemuda kaya raya tetapi dia memiliki ilmu dan kharisma yang tinggi untuk meyakinkan Rasulullah bahwa ia adalah lelaki yang pantas untuk putrinya Sayidah Fathimah Az Zahra. 

ADVERTISEMENTS

Ali mendapat kabar bahwa sudah banyak orang datang kepada Rasulullah SAW untuk melamar Fatimah. Tetapi tak ada satupun yang diterima oleh Rasulullah. Seseorang pun bertanya kepada Ali, mengapa tidak menemui Rasulullah agar menikahkannya dengan Fatimah. Ali bin Abi Thalib  berkata bahwa dirinya tak memiliki apapun sebagai mahar untuk menikahi Fatimah. 

ADVERTISEMENTS

Namun setelah itu Ali memberanikan diri menghadap Rasulullah SAW sendirian untuk melamar Fatimah Az Zahra, putri Rasulullah yang dicintainya.

ADVERTISEMENTS

“Saat aku duduk di hadapan beliau, demi Allah, lidahku terasa kelu. Aku tidak mampu berkata-kata karena besarnya keagungan dan wibawa beliau,” (lihat 150 kisah Ali bin Abi Thalib, karya Muhammad Abdul Al Thantawi, penerbit Mizan Mizania, 2015)

ADVERTISEMENTS

Rasulullah SAW pun menanyakan maksud tujuan Ali datang menemuinya. Ali bin Abi Thalib masih terdiam kaku. Lalu Rasulullah bertanya kembali kepada Ali, tentang apakah kedatangan Ali adalah untuk melamar putrinya. Ali bin Abi Thalib pun mengiyakan. Ali mengutarakan maksudnya kepada Rasulullah untuk meminang Fatimah Az Zahra.

ADVERTISEMENTS

Lalu Rasulullah menanyakan pada Ali bin Abi Thalib tentang apakah ia mempunyai mahar? Ali menjawab bahwa dirinya tak memiliki mahar. Namun Rasulullah mengingatkan Ali tentang baju perang usang yang pernah dihadiahkan Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib. Kala itu diperkirakan harganya tak lebih dari 400 dirham. Rasulullah pun menerima Ali untuk menikahi Fatimah Az Zahra dengan mahar baju perang itu.

ADVERTISEMENTS

Lekas Ali mengambil baju perang yang terbuat dari besi itu. Kemudian ia berangkat ke pasar untuk menjualnya dengan harga 400 dirham kepada Utsman bin Affan. Tetapi setelah Ali bin Abi Thalib memperoleh 400 dirham, Utsman justru menghadiahkan kembali baju perang itu kepada Ali bin Abi Thalib. Sehingga Ali pun membawa baju perang dan uang 400 dirham itu kepada Rasulullah.

ADVERTISEMENTS

 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version