Anti-Semit di Prancis Meledak Usai Peristiwa 7 Oktober

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

 PARIS — Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan negaranya mencatat 1.040 aksi anti-semit sejak serangan mendadak Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu. Peristiwa yang diikuti pengeboman Israel ke Gaza yang kini menewaskan 10 ribu orang Palestina.

ADVERTISEMENTS

“Jumat aksi anti-semit meledak,” kata Darmanin dalam wawancara France 2 seperti dikutip Middle East Eye, Selasa (7/11/2023).

ADVERTISEMENTS

Ia menambahkan 469 orang ditangkap atas pelanggaran termasuk 102 orang asing. Populasi Yahudi di Prancis diperkirakan sekitar 500 ribu orang, terbesar di Eropa dan merupakan ketiga di seluruh dunia setelah Israel dan Amerika Serikat (AS).

ADVERTISEMENTS

Penulis Prancis keturunan Yahudi, Rachel Khan memperingatkan lonjakan anti-semit di media sosial. “Prancis bertemu dengan sejarahnya, pertemuan mendesak dengan motonya, pertemuan penting dengan persaudaraan, pada faktnya ini momen kebenaran bagi Republik,” katanya.

ADVERTISEMENTS

Sementara itu Perwakilan Dewan Institusi Yahudi Prancis Yonathan Arfi mengatakan intensitas anti-semit di Prancis ditingkatan “belum pernah terjadi sebelumnya.”

ADVERTISEMENTS

Kepala kepolisian Paris Laurent Nunez mengatakan terjadi 257 aksi anti-semit di wilayah Paris dan polisi melakukan 90 penangkapan. Tidak ada tipe profil tertentu pada orang orang yang ditangkap. Ia mengatakan mulai dari “anak-anak yang mengatakan hal-hal yang sangat serius” sampai orang-orang terlibat pada gerakan pro-Palestina yang terlalu jauh.

ADVERTISEMENTS

Dalam studi terbaru tentang antisemitisme di Prancis oleh lembaga pemikir Fondapol, yang dilakukan pada tahun 2022, menemukan “prasangka antisemitisme masih ada di jantung masyarakat Prancis”.

ADVERTISEMENTS

Ketika orang Prancis ditanya apakah mereka memiliki antipati terhadap orang Yahudi, hanya lima persen yang menjawab ya, sementara 21 persen mengaku memiliki antipati terhadap Muslim.

ADVERTISEMENTS

Jajak pendapat itu menemukan rasisme anti-Muslim empat kali lebih luas daripada rasisme terhadap Yahudi. Namun, studi yang sama menunjukkan pada kenyataannya, ada antisemitisme laten yang tertanam kuat di Prancis.

ADVERTISEMENTS

Gagasan bahwa “orang Yahudi lebih kaya daripada rata-rata orang Prancis” disetujui 30 persen responden Prancis. Ketika responden Prancis ditanya apakah orang Yahudi memiliki terlalu banyak kekuasaan di bidang keuangan atau media, lebih dari 30 persen menjawab ya.

Asumsi “orang Yahudi memiliki terlalu banyak kekuasaan di bidang ekonomi dan keuangan” dianut secara luas berbagai kelompok di seluruh spektrum politik Prancis.

Studi yang sama oleh Fondapol menemukan di antara umat Islam, gagasan Yahudi menguasai media mencapai sekitar 50 persen, atau di bidang ekonomi dan keuangan lebih dari 50 persen.

Menurut penelitian tersebut, banyak Muslim Prancis percaya orang Yahudi Prancis juga mendapat “perlakuan istimewa” yang mengakibatkan antisemitisme dianggap lebih serius daripada Islamofobia.

Majelis Prancis baru-baru ini mengusulkan  rancangan undang-undang yang akan melarang kritik terhadap Israel. RUU “sanksi anti-Zionisme” jika disahkan akan memiliki hukuman yang sangat kejam.

Siapapun yang mempertanyakan keberadaan Israel akan didenda sebesar 48.000 dolar dan dapat dipenjara selama satu tahun.

Menghina Israel dapat dikenai denda 80.000 ribu dolar AS dan dua tahun penjara, dan memprovokasi kebencian atau kekerasan terhadap negara Israel dapat dikenai hukuman lima tahun penjara dan 106.000 dolar AS.

RUU ini tidak mendefinisikan apa yang dimaksud dengan penghinaan terhadap Israel.

Piala Dunia U-17 Indonesia mulai berlangsung sejak 10 November hingga 2 Desember 2023.
Segera beli dan dapatkan tiket resmi pertandingan Piala Dunia U-17 di Jakarta, Bandung, Solo,
dan Surabaya di laman https://www.tickets-u17worldcup.com/matches

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version