Viral Program Tidur Siang di Sekolah, Cocok Diterapkan di Indonesia?

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

 JAKARTA — Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim memberikan pandangan mendalam terkait program tidur siang di lingkungan sekolah di Sidoarjo, Jawa Timur, yang menyoroti kelebihan, kekurangan, dan tantangan yang mungkin terkait dengan implementasinya. Dia mengungkapkan butuh adanya evaluasi mendalam terkait kebijakan jam tidur siang di lingkungan sekolah.

ADVERTISEMENTS

Satriwan mencatat bahwa kebijakan ini bukan hal baru dan telah diterapkan di negara-negara maju seperti Finlandia, Singapura, Cina, Taiwan, dan negara-negara Skandinavia. Dia mengungkapkan bahwa kebijakan ini muncul sebagai respons terhadap masalah kejenuhan yang sering dirasakan oleh siswa di sekolah.

ADVERTISEMENTS

“Jam anak banyak terkuras untuk hanya mengerjakan tugas, sehingga anak pun kemudian sulit untuk fokus belajar. Nah, oleh karena itu, kebijakan tidur siang di sekolah itu, di negara-negara Skandinavia itu sudah diterapkan,” kata Satriwan kepada Republika, Senin (4/12/2023).

ADVERTISEMENTS

Satriwan menjelaskan bahwa berbagai studi menunjukkan anak-anak sering merasa jenuh di sekolah. Beberapa faktor penyebabnya termasuk kurangnya variasi metode pengajaran, beban tugas yang berlebihan, dan kurangnya ekosistem pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi anak-anak.

ADVERTISEMENTS

Sekolah sering kali menjadi tempat di mana anak-anak merasa terbebani oleh tugas-tugas yang tidak berujung, sehingga waktu istirahat mereka menjadi terkuras. Satriwan melanjutkan bahwa ekosistem pembelajaran yang kurang menarik dan kurangnya tantangan dalam metode pengajaran dapat menyebabkan anak-anak kehilangan minat dalam belajar.

ADVERTISEMENTS

Selain itu, faktor-faktor seperti kegiatan ekstrakurikuler, tingkat stres, dan faktor sosial di sekolah juga dapat mempengaruhi tingkat kejenuhan siswa. Meskipun banyak literatur mendukung dampak positif jangka pendek dari tidur siang, Satriwan menekankan bahwa hal ini tidak bersifat mutlak dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

ADVERTISEMENTS

Dia menyatakan bahwa efek positif dari tidur siang terhadap konsentrasi dan kemampuan kognitif anak tidak bersifat mutlak. Satriwan juga menyoroti tantangan dalam implementasi program tidur siang, seperti penyediaan fasilitas yang nyaman dan perubahan pikiran orang tua terkait manfaat dari kebijakan ini.

ADVERTISEMENTS

Meskipun menunjukkan potensi positif, dia menegaskan perlunya riset yang kuat sebelum kebijakan ini diadopsi secara luas, terutama oleh lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan calon guru, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). “Saya pikir ini patut dikaji ya lebih mendalam oleh kampus-kampus pendidikan ya, LPTK,” ujar dia.

ADVERTISEMENTS

Dia berpendapat bahwa kebijakan ini dapat menjadi alternatif dalam desain kurikulum nasional, tapi harus didasari oleh penelitian yang komprehensif. 

ADVERTISEMENTS

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version