Selasa, 30/04/2024 - 02:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

Viral Program Tidur Siang di Sekolah, Cocok Diterapkan di Indonesia?

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim memberikan pandangan mendalam terkait program tidur siang di lingkungan sekolah di Sidoarjo, Jawa Timur, yang menyoroti kelebihan, kekurangan, dan tantangan yang mungkin terkait dengan implementasinya. Dia mengungkapkan butuh adanya evaluasi mendalam terkait kebijakan jam tidur siang di lingkungan sekolah.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Satriwan mencatat bahwa kebijakan ini bukan hal baru dan telah diterapkan di negara-negara maju seperti Finlandia, Singapura, Cina, Taiwan, dan negara-negara Skandinavia. Dia mengungkapkan bahwa kebijakan ini muncul sebagai respons terhadap masalah kejenuhan yang sering dirasakan oleh siswa di sekolah.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Jam anak banyak terkuras untuk hanya mengerjakan tugas, sehingga anak pun kemudian sulit untuk fokus belajar. Nah, oleh karena itu, kebijakan tidur siang di sekolah itu, di negara-negara Skandinavia itu sudah diterapkan,” kata Satriwan kepada Republika, Senin (4/12/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Mengapa di Indonesia Tidak Bisa Melihat Gerhana Matahari Total dan Ledakan di Matahari? 
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Satriwan menjelaskan bahwa berbagai studi menunjukkan anak-anak sering merasa jenuh di sekolah. Beberapa faktor penyebabnya termasuk kurangnya variasi metode pengajaran, beban tugas yang berlebihan, dan kurangnya ekosistem pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi anak-anak.

ADVERTISEMENTS

Sekolah sering kali menjadi tempat di mana anak-anak merasa terbebani oleh tugas-tugas yang tidak berujung, sehingga waktu istirahat mereka menjadi terkuras. Satriwan melanjutkan bahwa ekosistem pembelajaran yang kurang menarik dan kurangnya tantangan dalam metode pengajaran dapat menyebabkan anak-anak kehilangan minat dalam belajar.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Selain itu, faktor-faktor seperti kegiatan ekstrakurikuler, tingkat stres, dan faktor sosial di sekolah juga dapat mempengaruhi tingkat kejenuhan siswa. Meskipun banyak literatur mendukung dampak positif jangka pendek dari tidur siang, Satriwan menekankan bahwa hal ini tidak bersifat mutlak dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

Berita Lainnya:
Pemudik Harap Waspada, Hujan Ringan Guyur Sebagian Wilayah Indonesia Hari Ini

Dia menyatakan bahwa efek positif dari tidur siang terhadap konsentrasi dan kemampuan kognitif anak tidak bersifat mutlak. Satriwan juga menyoroti tantangan dalam implementasi program tidur siang, seperti penyediaan fasilitas yang nyaman dan perubahan pikiran orang tua terkait manfaat dari kebijakan ini.

Meskipun menunjukkan potensi positif, dia menegaskan perlunya riset yang kuat sebelum kebijakan ini diadopsi secara luas, terutama oleh lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan calon guru, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). “Saya pikir ini patut dikaji ya lebih mendalam oleh kampus-kampus pendidikan ya, LPTK,” ujar dia.

Dia berpendapat bahwa kebijakan ini dapat menjadi alternatif dalam desain kurikulum nasional, tapi harus didasari oleh penelitian yang komprehensif. 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi