Jumat, 17/05/2024 - 00:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LINGKUNGAN

BRIN Teliti Dampak Logam Seng Terhadap Rajungan dan Bandeng di Teluk Jakarta

Nelayan beraktivitas di kawasan Pulau G di perairan Teluk Jakarta, Jakarta, Jumat (30/9/2022). Data 2019 menunjukkan ada peningkatan konsentrasi logam seng di Teluk Jakarta.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meneliti dampak cemaran logam seng terhadap biota laut jenis rajungan dan bandeng di perairan Teluk Jakarta. Penelitian itu dilakukan mengingat kawasan Teluk Jakarta tinggi muatan polutan kimia, biologi, dan radioaktif, baik dari daratan maupun laut akibat aktivitas manusia.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

“Daerah tersebut menjadi tempat bermuaranya berbagai senyawa pencemar dari 13 sungai yang mengalir di Jakarta,” kata Peneliti Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN Ikhsan Budi Wahyono dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Menko PMK Pastikan Penanganan Longsor di Tol Bocimi Berjalan Lancar

 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Ikhsan menjelaskan, konsentrasi logam seng yang tinggi umumnya melalui proses antropogenik, yaitu kegiatan penduduk yang terbuang ke sungai sampai ke perairan laut. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah ekologi dan kesehatan masyarakat.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Pada 2019, riset yang dilakukan oleh Ikhsan menemukan bahwa kandungan logam seng di Teluk Jakarta sebesar 0 sampai 0,280 miligram per liter. Penelitian setelah reklamasi mencatat cemaran logam seng mencapai 0,003 hingga 0,097 miligram per liter.

ADVERTISEMENTS

Data itu menunjukkan ada peningkatan konsentrasi logam seng di Teluk Jakarta. Akumulasi logam berat dalam beberapa biota akuatik dapat dijadikan sebagai biomonitor dan bioindikator terhadap tingkat pencemaran suatu ekosistem perairan.

ADVERTISEMENTS

 

Berita Lainnya:
Defisiensi Mineral Sebabkan Produksi Sapi Lokal Kurang Optimal

“Rajungan dan bandeng bisa dijadikan sebagai bioindikator lingkungan karena kemampuannya dalam mengakumulasi logam seng,” kata Ikhsan.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi