Yerusalem yang Dulu Ramai  Kini ‘Seperti Gurun Pasir’

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

ADVERTISEMENTS

Seorang wanita berjalan melewati deretan etalase toko yang ditutup untuk pemogokan umum yang menyerukan gencatan senjata di Gaza, di Kota Tua Yerusalem, Palestina, Senin (11/12/2023).

ADVERTISEMENTS

YERUSALEM — Setelah 100 hari lebih perang Israel di Gaza pecah, toko barang antik Rami Nabulsi di Kota Tua Yerusalem tidak ada pembeli. Ia berjalan di trotoar berbatu untuk membuka tokonya setiap hari.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Kota Tua yang dikelilingi dinding kuno dan rumah bagi situs suci Yahudi, Kristen dan Islam biasanya ramai oleh berbagai aktivitas. Padat oleh peziarah dan turis dari berbagai belahan dunia.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Nabulsi mengatakan secara perang pecah daerah itu “seperti gurun pasir.” Ia tidak di Kota Suci di Yerusalem Timur, teritorial Palestina. “Yerusalem artinya kota kebahagiaan, kini anda berjalan di kota, bahkan dinding-dinding menangis,” kata Nabulsi, Kamis (25/1/2024).

ADVERTISEMENTS

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sudah 25.700 warga pemukiman Palestina itu yang tewas dalam serangan Israel yang menggelar operasi militer usai serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu. Israel mengklaim Hamas membunuh 1.200 orang dan menculik 240 lainnya untuk ditawan di Gaza.

ADVERTISEMENTS

Sejak itu Israel juga meningkatkan pemeriksaan keamanan di sekitar Kota Tua khawatir gejolak menyebar terutama di sekitar situs-situs suci. Data dari pihak berwenang bandara Israel menunjukkan lalu lintas bandara internasional Ben Gurion dekat Tel Aviv pada bulan November turun 78 persen dibanding tahun sebelumnya dan 71 persen pada bulan Desember.

ADVERTISEMENTS

Hotel dan bisnis pariwisata lainnya di Betlehem, Tepi Barat mengatakan mereka mengalami Natal terburuk sepanjang sejarah. Setiap harinya orang Yahudi, Nasrani dan muslim melewati gerbang Kota Tua untuk beribadah atau sedikit berbelanja.

ADVETISEMENTS

Nabulsi mengatakan kini seluruh deretan toko menutup pintu mereka. Pedagang lebih memilih untuk menghemat pengeluaran. Tokonya masih buka, tapi hampir tidak ada kegiatan. Ia duduk di luar sambil membaca koran, memberi makan kucing-kucing tetangga dan membersihkan rak-rak kayu, sambil menunggu pelanggan. 

sumber : reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version