Rezeki Harus Dicari, Begini Teladan Nabi Muhammad dalam Menafkahi Keluarga

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Pesan Nabi Muhammad dalam memandang harta dan nafkah. (ilustrasi)

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Rasulullah SAW tidak pernah abai dalam urusan nafkah kepada keluarganya. Bahkan, rezeki yang beliau dapatkan tidak hanya dinikmati oleh keluarga saja, melainkan juga kepada kaum papa. 

ADVERTISEMENTS

Abdul Fattah As-Samman dalam buku Harta Nabi menjelaskan bahwa Nabi tidak pernah meninggalkan keluarga beliau menjadi beban bagi orang lain. Di sisi lain, rumah Nabi merupakan tempat yang nikmat dan teduh bagi orang-orang kelaparan, orang-orang terlantar, dan kaum miskin papa.

ADVERTISEMENTS

Bahkan istri-istri Nabi mempunyai peran besar dalam menyediakan makanan bagi orang-orang kelaparan, terlantar, dan kaum miskin papa. Nabi juga mengatur pekerjaan dan menyeleksi indikasi-indikasinya.

ADVERTISEMENTS

Adapun dalilnya sebagaimana yang disampaikan Sayyidina Umar,  “Sesungguhnya Nabi menjual kurma Bani An-Nadhir dan menyimpan makanan untuk persediaan selama setahun bagi keluarga beliau.”

ADVERTISEMENTS

Dijelaskan bahwa dalam hadits tersebut terdapat tiga kondisi. Yakni pertama, Nabi memiliki fai (harta rampasan perang) dari tanah Bani Nadhir sehingga beliau tidak menginfakkan semua harta beliau. 

ADVERTISEMENTS

Kedua, Nabi menekuni perdagangan dengan membeli dan menjual barang. Artinya, pekerjaan Nabi senantiasa berdagang dengan tuuan meneruskan pekerjaan dan beramal.

ADVERTISEMENTS

Ketiga, Nabi melakukan beberapa persiapan menyikapi perkembangan situasi dan keadaan. Sehingga beliau menyimpan makanan untuk persediaan selama setahun bagi keluarga beliau. Hal ini merupakan isyarat sangat penting, sebab rezeki tidak tersedia setiap hari maka memenuhi kebutuhan untuk esok hari harus diantisipasi.

ADVERTISEMENTS

Bahkan terkadang Nabi menyimpan makanan pokok untuk persediaan lebih dari satu tahun, seandainya makanan yang disimpan tidak rusak. Sebab sarana untuk menyimpan makanan supaya mampu bertahan lama pada masa itu belum lah ada.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version