Kisah Ibunda Anas bin Malik yang Teguh Memegang Islam Meski Ditinggalkan Suami

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ilustrasi puasa Ramadhan untuk Muslimah. Puasa pada dasarnya juga wajib untuk Muslimah yang tidak berhalangan haid. FOTO/Net.

JAKARTA — Anas bin Malik RA adalah pelayan setia yang mendedikasikan hidupnya untuk Nabi Muhammad SAW. Anas lahir dari ibu bernama Ummu Sulaim. Ibnu Abdil Barr mengatakan para sejarawan berbeda pendapat mengenai nama sebenarnya ibunda Anas bin Malik.

ADVERTISEMENTS

Ada yang menyebut nama sebenarnya ialah Sahlah, Rumailah, Rumaitsah, Unaifah, atau Mulaikah. Namun yang jelas julukan untuk ibunda Anas bin Malik adalah Rumaisha atau Ghumaisha.

ADVERTISEMENTS

Ibu Anas bin Malik termasuk wanita ahli surga. Dalam hadits riwayat Jabir RA, Rasulullah SAW bersabda, “Ketika aku masuk surga, tiba-tiba aku melihat di sana ada Rumaisha istri Abu Thalhah…” (HR. Bukhari)

ADVERTISEMENTS

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, dikatakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW masuk surga, beliau kemudian mendengar suara terompa seseorang. “Suara siapa itu?,” tanya Nabi SAW. Lalu kata para malaikat, “Itu suara Ghumaisha binti Milhan, ibunda Anas bin Malik.” (HR. Muslim)

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

Ummu Sulaim atau Ghumaisha adalah wanita yang memiliki akal yang cemerlang. Dia cerdas, penyabar, dan pemberani. Sifat inilah yang kemudian menurun ke Anas bin Malik RA serta kelak menghiasi perangai Anas.

ADVERTISEMENTS

Dr Sufyan bin Fuad Baswedan MA dalam bukunya berjudul “Ibunda Para Ulama” menjelaskan, kecerdasan biasanya melahirkan kecerdasan. Kesabaran melahirkan kesabaran, dan keberanian melahirkan keberanian.

ADVERTISEMENTS

Sebelum menikah dengan Abu Thalhah, suami Ummu Sulaim adalah Malik bin Nadhar, ayah kandung Anas RA. Lalu saat dakwah Islam terdengar oleh Ummu Sulaim, ia bersegera untuk menyatakan Islam.

ADVERTISEMENTS

Dia pun menawarkan Islam kepada suaminya yang saat itu masih musyrik. Namun apa daya, Malik justru meluapkan amarah kepada sang istri dan meninggalkannya. Malik bin Nadhar ini kemudian pergi ke negeri Syam dan meninggal di sana.

ADVERTISEMENTS

 

 

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version