Media Barat Hapus Video Warga Mariupol Mengeluh Disandera Pasukan Militer Ukraina

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Media asal Jerman yakni Der Spiegel diketahui telah menghapus sebuah video berisi testimoni warga Mariupol.

ADVERTISEMENTS

Di dalam video tersebut, warga yang merupakan pengungsi dari Azovstal ini diketahui mengeluh telah dijadikan sandera oleh pasukan militer Ukraina.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Wanita di dalam video tersebut juga mengaku telah dijadikan tameng manusia oleh tentara Ukraina.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Dikutip dari rt.com, video tersebut diketahui berdurasi tiga menit.

ADVERTISEMENTS

Sementara itu wanita yang ada di dalam video bernama Natalia Usmanova.

ADVERTISEMENTS

Sebelum konflik pecah, Natalia telah lebih dulu bekerja di Azovstal.

ADVERTISEMENTS

Ia tinggal di sana bersama suami dan anaknya.

ADVETISEMENTS

Dalam video yang dihapus itu, Natalia mengaku ditahan di sana oleh resimen Azov.

Selama dua bulan Natalia mengaku dilarang untuk pergi dari Azovstal padahal jalur koridor kemanusiaan telah siap dipakai.

Menurut pengakuan Natalia, para nasionalis Azov itu mengaku peduli akan keselamatan warga sehingga melarang mereka kabur dari Azovstal.

Natalia juga mengaku pernah beberapa kali diteriaki oleh nasionalis Azov untuk kembali ke bunker.

Beredar dua informasi bertentangan tentang konflik yang terjadi di pabrik baja Azovstal di Mariupol, Ukraina.

Di tengah gencatan senjata untuk proses evakuasi, konflik kembali pecah pada Selasa (3/5/2022).

Pihak Ukraina menyebut pasukan militer Rusia yang memulai serangan.

Namun di sisi lain, dari pihak pro Rusia menyebut konflik itu justru diprovokasi oleh tentara Ukraina dan kelompok nasionalis Ukraina.

Dikutip dalam rt.com beredar video pecahnya konflik di Azovstal.

Dalam video tersebut awalnya ditampilkan kompleks pabrik sudah dalam kondisi hancur.

Kemudian terekam juga asap hitam membumbung tinggi.

Di akhir video terekam sebuah tank masuk ke area sekitar pabrik.

Republik Rakyat Donetsk menuding konflik itu adalah ulah tentara dan kelompok nasionalis neo nazi Ukraina yakni resimen Azov.

Resimen Azov dan tentara Ukraina dituduh memanfaatkan momen gencatan senjata untuk menyerang Rusia.

Koresponden agensi berita Sputnik melaporkan terdengar suara tembakan dan kepulan asap dari area pabrik.

Diketahui, sejumlah warga sipil telah dievakuasi dari Mariupol ke wilayah yang dikuasai Rusia dan Ukraina setelah berminggu-minggu dikepung.

Beberapa telah meninggalkan pabrik baja Azovstal, pertahanan terakhir pasukan Ukraina di kota yang signifikan secara strategis itu.

Proses penyelamatan warga ini dilakukan oleh tim gabungan setelah PBB turun tangan langsung dan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dilansir dari BBC, Senin (2/5/2022), Rusia mengatakan puluhan warga sipil telah tiba di sebuah desa yang dikuasainya.

Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan sekelompok besar juga sedang dalam perjalanan ke Zaporizhzhia, yang dikuasai Ukraina.

“Kelompok pertama sekitar 100 orang sudah menuju ke daerah yang dikendalikan. Besok [Senin] kita akan bertemu mereka di Zaporizhzhia,” cuitnya di Twitter @ZelenskyyUa.

PBB mengkonfirmasi bahwa ‘operasi lintas pengaman’ telah mulai mengevakuasi warga pada hari Sabtu.

Tim ini terdiri keterlibatan relawan, PBB dan Palang Merah.

PBB tidak memberikan perincian di mana orang-orang dibawa atau berapa banyak yang telah pergi, dengan mengatakan bahwa informasi itu dapat membahayakan keselamatan operasi.

Rekaman Reuters dari kompleks menunjukkan proses evakuasi warga sipil, terutama wanita dan anak-anak.

Mereka dibantu untuk berjalan di atas tumpukan puing-puing, dan naik bus dengan jendela yang hilang.

Seorang wanita dengan bayi berusia enam bulan mengatakan mereka telah terperangkap di pabrik baja selama dua bulan.

Wanita lain yang lebih tua mengatakan mereka sudah kehabisan makanan.

Pejabat Ukraina mengatakan penembakan Rusia dilanjutkan di pabrik baja setelah gencatan senjata singkat dilakukan hari Minggu.

Denys Shleha dari Garda Nasional Ukraina mengatakan sementara puluhan orang telah diselamatkan, beberapa ratus warga sipil, termasuk anak-anak, masih berada di bunker.

Dia menambahkan bahwa setidaknya dua upaya evakuasi seperti ini akan diperlukan untuk mengeluarkan semua orang.

“Anda tidak bisa membayangkan apa yang telah kami alami, teror,” kata Natalia Usmanova, 37 tahun.

Ia adalah seorang pengungsi ke wilayah yang dikuasai Rusia dilansir kantor berita Reuters.

“Saya khawatir bunker itu tidak akan tahan – saya sangat takut,” ucap Usmanova.

“Ketika bunker mulai bergetar, saya histeris, suami saya dapat menjamin itu: saya sangat khawatir bunker akan runtuh.”

“Kami tidak melihat matahari begitu lama.”

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version