Anies Bisa Diuntungkan oleh Pemilih yang tak Percaya Parpol

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan pada acara Festival Tabuh Bedug Malam Takbiran di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Ahad (1/5/2022). Festival tersebut untuk memeriahkan malam takbiran. FOTO/Net

ADVERTISEMENTS

Meski tak punya parpol, hasil survei popularitas dan elektabilitas Anies tinggi.

ADVERTISEMENTS

JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, bakal diuntungkan oleh pemilih yang tidak percaya oleh partai politik jika maju dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang. Dedi mengatakan hal tersebut didasari tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik yang cenderung rendah.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Anggap saja muncul tiga pasangan tadi, ada Prabowo, ada Ganjar, Prabowo partai politik, Ganjar partai politik, kemudian muncul satu orang yang non partai politik, meskipun nanti proses  keterusungannya harus melalui parpol, misanya pakai Nasdem, PKS, atau koalisi lainnya maka Anies punya kelebihan itu tadi, yaitu pemilih yang tidak percaya partai politk besar kemungkinan akan menjatuhkan pilihan kepada Anies Baswedan,” kata Dedi seperti dikutip HARIANACEH.co.id dari laman Republika, Selasa (10/5).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Selain itu, Dedi menilai kelebihan Anies lainnya yaitu Anies dianggap mudah untuk mengakses popularitas. Di akhir-akhir jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta banyak program yang menjadi andalan.

ADVERTISEMENTS

“Berhasil bangun JIS, kemudian akan dibangun misalnya hunian bagi masyarakat terdampak JIS, dan segala macamnya, ini adalah kabar baik,” paparnya.

ADVERTISEMENTS

“Jadi satu sisi keterusungannya rendah karena tidak memiliki partai politik, tapi dari proses kandidasi sebetulnya itu kabar baik, karena dia bisa mengkonversi keterpilihan dari pemilih-pemilih yang anti terhadap partai politk, atau tidak menyenangi partai politik,” imbuhnya.

ADVERTISEMENTS

Namun demikian, Dedi menuturkan  tingkat kebencian publik terhadap Anies juga terbilang cukup tinggi yaitu sekitar di angka 4 persen. Angka tersebut menurutnya tetap saja mengganggu.

ADVETISEMENTS

“Kalau yang 4 persen ini sangat aktif sekali yakni melakukan propaganda-propaganda politik melawan Anies, menolak Anies, termasuk juga merusak reputasi Anies dengan propaganda-propaganda di media sosial dan di media massa, ini juga menjadi masalah,” jelasnya.

Namun demikian hal tersebut tetap tergantung dari bagaimana koalisi nantinya terbentuk. Jika koalisi terbentuk adalah partai-partai politik yang masih dipercaya dan punya komitmen untuk kepentingan publik, maka hal-hal semacam itu bisa diredam.

Dalam beberapa hasil survei lembaga akhir-akhir ini, nama Anies Baswedan selalu masuk dalam tiga besar elektabilitas bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Charta Politika bahkan menyimpulkan tiga nama ini stabil di puncak survei.

“Kecenderungannya makin mengerucut dan makin membesar pada tiga nama; yang pertama ada Ganjar Pranowo, ini cukup stabil dari data kami sekitar delapan bulan terakhir di posisi pertama, kemudian disusul oleh Pak Prabowo dan Anies Baswedan,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, Senin (25/4/2022).

Dalam simulasi pilpres 10 tokoh yang digelar Charta Politika, elektabilitas Prabowo, yang pada beberapa hasil survei kerap unggul, belakangan disalip Ganjar (26,6 persen) dengan capaian 23 persen dari total 1.220 responden. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menempati urutan ketiga dengan elektabilitas 20,2 persen.

Lembaga lainnya, Populi Center juga sudah melakukan simulasi tertutup terhadap 10 sosok potensial dengan menanyakan kepada responden siapa paling diharapkan menjadi presiden untuk 2024. Nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo seimbang berada di urutan teratas dengan 24,0 persen. Disusul Anies Baswedan di peringkat ketiga dengan elektabilitas 12,1 persen.

Hingga kini, baru Prabowo yang bisa dipastikan akan maju di Pilpres 2024 sebagai capres. Adapun Ganjar dan Anies, keduanya belum pasti akan diusung oleh partai oleh koalisi apa meski memiliki elektabilitas yang tinggi.

Namun, sebagian pengamat memprediksi akan hadir koalisi partai ‘tengah’ yang nantinya akan mengakomodasi baik Ganjar maupun Anies. Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, menyebut peluang terbentuknya koalisi Golkar dan Demokrat sangat terbuka.

Apalagi, keduanya merupakan partai nasionalis-tengah yang cenderung tidak terjebak di antara dua arus mainstream kiri (PDIP) dan mainstream kanan (PKS-Gerindra).

“Kekuatan Golkar-Demokrat bisa menguatkan poros koalisi nasionalis-tengah yang berkarakter moderat, agar rakyat tidak lagi terpolarisasi dan dibentur-benturkan oleh praktik eksploitasi politik identitas yang selama Pilpres 2019 dinikmati PDIP, PKS dan Gerindra,” kata Ahmad, Ahad (8/5/2022).

Namun, Ahmad menilai koalisi tersebut akan dihadapkan tantangan dalam  penentuan komposisi calon presiden dan calon wakil presiden. Jika koalisi mengunci mati posisi calon presiden dipegang oleh Airlangga, hal tersebut dinilai agak problematik mengingat popularitas dan elektabilitas Airlangga masih cukup rendah.

“Alternatif yang bisa dilakukan adalah, Airlangga menjadi king maker dalam pembentukan koalisi dengan mendorong tokoh muda seperti Anies, Ganjar dan AHY untuk maju ke Pilpres 2024 mendatang,” ujarnya.

Ia menambahkan, upaya mendorong Ganjar juga menyisakan masalah tersendiri, lantaran akan memicu resistensi politik dari PDIP. Karena itu, menurutnya pasangan yang paling mungkin diusung oleh koalisi tersebut adalah Anies-AHY.

“Maka alternatif pasangan Anies-AHY yang terbukti punya bekal elektabilitas memadai dalam sejumlah simulasi pasangan Capres-Cawapres, maka Golkar bisa ikut mengusungnya,” tuturnya.

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Empat Tantangan Partai Islam. INFOGRAFIS/republika

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version