Presiden Tunisia Tunjuk Anggota Komisi Pemilihan Baru

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Presiden Tunisia telah membubarkan parlemen dan mengambil alih kekuasaan kehakiman.

ADVERTISEMENTS

 TUNIS — Presiden Tunisia Kais Saied menunjuk anggota baru tim komisi pemilihan negara, Senin (9/5/2022) waktu setempat. Komisi tersebut bakal dipimpin oleh farouk Bouasker.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


Bulan lalu, presiden memang mengatakan akan mengganti sebagian besar anggota komisi pemilihan. Saied telah membubarkan parlemen dan mengambil alih kekuasaan kehakiman setelah mengambil alih kekuasaan eksekutif musim panas lalu.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Ia mengatakan, bahwa ia bisa memerintah dengan dekrit dalam apa yang dikecam lawan-lawannya sebagai kudeta. Saied menegaskan tindakannya sah dan diperlukan untuk menyelamatkan Tunisia dari krisis. Kini ia sedang menulis ulang konstitusi demokratis yang diperkenalkan setelah revolusi 2011. Ini akan dimasukan memasukkannya ke dalam referendum pada Juli.

ADVERTISEMENTS


Bouasker menjabat sebagai wakil presiden dari badan pemilihan sebelumnya. Aroussi Mansri dan Sami Ben Slama, pejabat di komisi sebelumnya, juga diangkat ke badan baru.

ADVERTISEMENTS


Sami Ben Slama telah menyatakan dalam beberapa bulan terakhir dukungannya untuk gerakan Saied. Dia adalah kritikus sengit dari partai Islamis Ennahda, saingan utama Saied.

ADVERTISEMENTS


Panel tujuh anggota yang baru mencakup tiga hakim dan seorang spesialis teknologi informasi. Komisi ini dipilih oleh parlemen setelah 2011.

ADVETISEMENTS


Dalam beberapa bulan terakhir Saied telah menegaskan kembali bahwa komisi itu tidak independen, meskipun ia memenangkan pemilihan presiden pada 2019 di bawah pengawasannya. Ketua komisi yang dibubarkan Nabil Baffoun telah membuat marah Saied dengan mengkritik rencananya untuk mengadakan referendum dan pemilihan parlemen nanti. Menurutnya pemungutan suara seperti itu hanya bisa terjadi dalam kerangka konstitusi yang ada.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version