Jari Kaki Bisa Kasih Sinyal Kolesterol Tinggi Telah Picu Penyakit Arteri Perifer

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Penyakit arteri perifer dapat dipicu oleh kolesterol tinggi.

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Kolesterol tinggi biasanya tidak memunculkan gejala. Namun, bila kondisi ini sudah memicu kerusakan pada arteri, beberapa gejala seperti sensasi terbakar dan nyeri di jari kaki bisa muncul.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Gejala ini bisa terjadi ketika kolesterol tinggi telah menyebabkan terjadinya masalah aliran darah yang dikenal sebagai penyakit arteri perifer atau peripheral artery disease (PAD). PAD merupakan kondisi di mana aliran darah ke area tangan atau kaki mengalami penurunan karena arteri menyempit.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Meski bisa mengenai tangan, ekstremitas bawah seperti kaki cenderung lebih rentan untuk mengalami PAD. Alasannya, ekstremitas bawah membutuhkan volume oksigen yang lebih tinggi.

ADVERTISEMENTS

Ketika PAD mengenai kaki, penderita bisa mengalami nyeri dan sensasi terbakar pada jari-jari kaki. Gejala ini muncul karena area kaki tersebut tidak menerima oksigen yang cukup.

ADVERTISEMENTS

“Gejala dari PAD yang berat bisa melibatkan rasa terbakar atau nyeri pada kaki dan jari kaki ketika istirahat, terutama di malam hari saat berbaring,” ujar Cleveland Clinic, seperti dilansir Express, Kamis (9/6/2022).

ADVERTISEMENTS

Secara umum, PAD memang hanya akan memunculkan gejala yang ringan pada tahap awal. Gejala ini akan semakin berat seiring dengan semakin buruknya kondisi PAD bila tak ditangani.

ADVETISEMENTS

Pada tahap awal, gejala yang mungkin muncul adalah klaudikasio atau nyeri pada kaki saat berjalan yang muncul secara berselang. Gejala ini akan muncul ketika aktivitas fisik dilakukan.

Gejala PAD lain yang kerap terjadi di malam hari adalah kram pada kaki. Kram ini sering kali paling terasa di area tumit atau area depan kaki.

“Otot yang kekurangan oksigen (karena arteri menyempit) di bawah obstruksi, umumnya betis, mungkin akan kram, terasa lebih nyeri, atau terasa berat dan melelahkan, memaksa pejalan kaki untuk berhenti atau berjalan pincang,” ungkap Harvard Health.

Bila semakin berat, gejala-gejala PAD bisa muncul meski tubuh tidak sedang beraktivitas. Hal ini terjadi karena kekurangan pasokan darah terjadi secara konsisten.

Seiring waktu, PAD bisa meningkatkan risiko terjadinya luka yang sulit sembuh di area kaki. Bila sudah memasuki tahap yang paling berat, PAD dapat membuat luka-luka yang tak kunjung sembuh ini berkembang menjadi jaringan mati atau gangrene.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version