Satgas: Kasus Covid-19 Naik Jadi 3.600 Pekan Lalu

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Kenaikan kasus di Indonesia masih lebih rendah jika dibandingkan sejumlah negara

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, terjadinya tren peningkatan kasus selama beberapa minggu terakhir. Sebelumnya, Satgas mencatat jumlah kasus pekanan pada akhir Mei lalu mencapai 1.800, namun kini terjadi peningkatan menjadi 3.600 pada pekan lalu.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Selain itu, kasus aktif juga mengalami peningkatan. Pada akhir Mei lalu, kasus aktif mencapai sebesar 2.900, sedangkan per 13 Juni 2022 meningkat menjadi 4.900. “Tentunya kenaikan ini perlu untuk menjadi perhatian kita bersama karena apabila tidak dimitigasi dengan baik, kasus dapat terus mengalami kenaikan,” ujar Wiku saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, dikutip pada Rabu (15/6/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Kendati demikian, Wiku menilai kenaikan kasus di Indonesia ini masih lebih rendah jika dibandingkan sejumlah negara lainnya. Sebagai perbandingan, per 11 Juni lalu, jumlah kasus harian di Indonesia mencapai sebesar 574 kasus. Sedangkan di Malaysia sebesar 1.709 kasus, di Thailand 2.474 kasus, Singapura 3.128 kasus, India dan 8.582 kasus, serta Australia mencapai hingga 16.393 kasus.

ADVERTISEMENTS

“Tentunya dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar dibandingkan dengan negara lainnya, jumlah kasus harian saat ini masih dapat dikatakan rendah,” jelas dia.

ADVERTISEMENTS

Wiku pun mengingatkan, kenaikan kasus yang terjadi saat ini perlu ditekan semaksimal mungkin mengingat sebelumnya penurunan kasus sudah dapat dipertahankan rendah selama dua bulan berturut-turut. Ia menyebut, hingga saat ini masih belum bisa disimpulkan penyebab pasti terjadinya kenaikan pada tren kasus positif dan kasus aktif.

ADVERTISEMENTS

Namun, terdapat beberapa potensi yang menjadi penyebab. Seperti kenaikan mobilitas penduduk jika dibandingkan tahun 2021 serta meningkatnya interaksi antar masyarakat dari satu tempat ke tempat lain.

ADVETISEMENTS

“Aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal di tempat publik dan juga kegiatan-kegiatan berskala besar yang dihadiri oleh banyak orang, berpotensi meningkatkan interaksi antar masyarakat yang juga dapat meningkatkan potensi penularan,” kata Wiku.

Selain itu, kemungkinan penyebab lainnya yakni kedisiplinan protokol kesehatan yang mulai terlihat longgar seiring dengan melandainya kasus positif.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version