Azerbaijan Dukung Misi OKI Jaga Kepentingan Dunia Muslim

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Presiden Azerbaijan dukung misi visi OKI untuk melindungi kepentingan dunia muslim

ADVERTISEMENTS

BAKU – Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha di sela-sela perhelatan Islamic Conference of Tourism Ministers ke-11 di Baku, Senin (27/6/2022). Mereka membahas tentang mempromosikan solidaritas Islam dan aksi Islam bersama.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Presiden (Aliyev) menjanjikan dukungan penuh Azerbaijan terhadap visi dan misi Sekretaris Jenderal (OKI) untuk melindungi serta menjaga kepentingan dunia Muslim,” kata OKI dalam sebuah pernyataan, dikutip Anadolu Agency.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Dalam pertemuan tersebut, Taha mengucapkan selamat kepada Aliyev atas keberhasilannya membebaskan wilayah Azerbaijan dari pendudukan Armenia. Taha kemudian menyuarakan dukungan terhadap upaya negara tersebut untuk membangun kembali wilayah yang sudah dibebaskan.

ADVERTISEMENTS

Bulan lalu, para pemimpin Azerbaijan dan Armenia melakukan pertemuan di Brussels, Belgia. Dari pertemuan yang dimediasi Uni Eropa itu, kedua belah pihak sepakat memajukan diskusi tentang perjanjian damai, termasuk tentang wilayah Nagorno-Karabakh yang dipersengketakan.

ADVERTISEMENTS

“Para pemimpin sepakat memajukan diskusi tentang perjanjian damai masa depan yang mengatur hubungan antar-negara antara Armenia dan Azerbaijan,” kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam sebuah pernyataan, 22 Mei lalu.

ADVERTISEMENTS

Menurut Michel, proses diskusi bakal dimulai dalam beberapa pekan mendatang. Sementara dalam waktu dekat, akan ada pertemuan Komisi Perbatasan. Nantinya pertemuan tersebut membahas masalah delimitasi perbatasan dan cara terbaik memastikan situasi stabil.

ADVETISEMENTS

Armenia dan Azerbaijan telah terlibat perselisihan selama puluhan tahun. Pemicu utamanya adalah Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang terletak di dalam Azerbaijan, tapi berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia. Pada 2020 lalu, kedua negara terlibat pertempuran di wilayah tersebut.

Konfrontasi berlangsung selama enam pekan dan memakan korban lebih dari 6.500 jiwa. Rusia menjadi pihak yang berhasil mendorong kedua negara menyepakati gencatan senjata.  Berdasarkan perjanjian, 2.000 tentara penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah tersebut.

Azerbaijan memperoleh keuntungan teritorial yang signifikan. Hal itu karena Armenia setuju menyerahkan beberapa bagian wilayah di Nagorno-Karabakh ke Azerbaijan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.


sumber : AP

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version