Pemerintah Fasilitasi Kerja Sama Pendanaan Syariah Bagi Pelaku Ekraf

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

ICEFF mempertemukan pelaku usaha pariwisata dan ekraf halal untuk mendapat pendanaan.

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Puluhan pelaku ekonomi kreatif (ekraf) dari berbagai subsektor siap dipertemukan dengan lembaga pendanaan syariah sekaligus investor dalam Islamic Creative Economy Funder Fund (ICEFF) yang akan berlangsung pada 12-13 Juli di Bandung, Jawa Barat, dan 16-17 Juli Surabaya, Jawa Timur.

ADVERTISEMENTS

Terdapat sebanyak 32 pelaku ekraf di Bandung dan 30 pelaku ekraf yang bakal dipertemukan dengan para calon investor. Puluhan pelaku ekraf itu terdiri dari empat sektor, di antaranya fesyen, kuliner, kriya, dan aplikasi yang bakal dipertemukan dengan para calon investor.

Deputi Bidang Industri dan Investasi, Kemenparekraf, Henky Manurung, mengatakan, ICEFF 2022 merupakan program Kemenparekraf. ICEFF ditujukan untuk mempertemukan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif. Khususnya industri halal di subsektor kuliner, kriya, aplikasi, dan modest fashion untuk mendapatkan dukungan pendanaan dari lembaga keuangan dan pemodal untuk mengembangkan bisnis.

Kegiatan ini menjadi edukasi tentang permodalan syariah bagi para pelaku ekraf dan menjembatani pertemuan antara pebisnis dan pemodal syariah. “Ini sekaligus merealisasikan permodalan syariah di bawah naungan Kemenparekraf serta terciptanya ekosistem bisnis syariah,” kata Henky dalam pernyataan resmi diterima Republika.co.id, Senin (11/7/2022).

ADVERTISEMENTS

Setelah melalui berbagai tahapan, para peserta akan mulai memasuki tahapan boothcamp dan juga pitching. Mereka akan mendapatkan edukasi terkait macam permodalan syariah, tata cara mengevaluasi perusahaan, tahapan penyusunan proyeksi bisnis, serta menyusun pitch deck bisnis yang akan disampaikan oleh para ahli di bidang pembiayaan syariah.

ADVERTISEMENTS

Mengutip data Indonesia Halal Market Report 2021/2022, Indonesia telah menjadi pasar konsumen halal terbesar di dunia dengan nilai konsumsi produk halal mencapai 184 miliar dolar AS pada 2020. Sementara, nilai ekspor produk halal Indonesia mencapai 8 miliar dolar AS.

 

ADVERTISEMENTS

Menurut Hengky, ini menjadi sebuah peluang yang besar. “Pelaku ekonomi kreatif kita harapkan akan terstimulasi lalu mendorong pertumbuhan ekonomi kita khususnya di subsektor industri halal dan membangun sistem bisnis syariah,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version