Malaikat enggan masuk rumah seseorang akibat sejumlah faktor dalam kediaman itu
KAIRO–Anggota Dewan Tertinggi Urusan Islam Mesir, Syekh Khaled Al-Jundi, mengatakan ada beberapa kondisi yang menyebabkan malaikat enggan memasuki seorang hamba.
Dia menjelaskan berbagai perilaku yang menyebabkan kondisi tersebut yaitu di antara hal-hal yang mencegah malaikat masuk ke rumah, menonton film porno, meninggalkan dzikir kepada Allah SWT, dan saat semua orang di rumah meninggalkan sholat Subuh.
“Serta pertengkaran antara anggota keluarga, selain salah satunya juga kehadiran anjing di dalamnya (rumah),” katanya dilansir dari Elbalad, Sabtu (16/7/2022).
Khaled Al-Jundi kemudian menjelaskan, beberapa perilaku lain juga menjadi penyebab kondisi ini. Perilaku Itu adalah meninggalkan sholat, berdebat dan bertengkar di antara pasangan, juga kehadiran atau penyajian alkohol di rumah.
Syekh Khaled Al-Jundi juga menuturkan, umat harus berhati-hati karena ada perbuatan baik yang Allah SWT akan tolak untuk dimasukkan ke dalam timbangan hamba-Nya, meskipun itu adalah perbuatan besar dan dari kebenaran.
Adapun terkait malaikat yang tidak akan memasuki rumah yang terdapat anjing di dalamnya telah banyak disebutkan dalam hadits. Dalam sebuah hadist riwayat Abu Thalhah RA, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أبي طَلْحَةَ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَال: لا تَدْخُلُ المَلائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلا صُورَةٌ
“Malaikat tidak mau masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan patung.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dijelaskan juga dampak dari memelihara anjing tanpa ada alasan syar’i yang melandasinya:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنِ اتَّخَذَ كَلْبًا إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ أَوْ صَيْدٍ أَوْ زَرْعٍ انْتَقَصَ مِنْ أَجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطٌ [رواه مسلم وأبو داود]
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memelihara anjing, kecuali anjing untuk menjaga ternak, berburu dan bercocok tanam, maka pahalanya akan berkurang setiap satu hari sebanyak satu qirath.” [HR Muslim dan Abu Dawud].
Sumber: Republika