Tagihan upah Barca saat ini melonjak dan klub tak akan menjual pemain tim utama.
BARCELONA — Barcelona dilaporkan masih perlu menyeimbangkan pembukuan keuangan sebelum dapat menwp-signup.phpkan pemain baru untuk masuk ke dalam skuad Xavi Hernandez musim 2022/2023. Klub raksasa Katalunya itu menyelesaikan sederet penandatangan pemain baru seperti Robert Lewandowski, Raphinha, Andreas Christensen, pun Franck Kessie.
Dua nama terakhir didatangkan dengan cara free transfer. Sedangkan untuk kedua nama pertama Lewandowski serta Raphinha Barca perlu merogoh kocek sekitar 50 juta euro dan 58 juta euro.
Akan tetapi, kuartet baru Barca berisiko kehilangan pertandingan pembuka pada kampanye La Liga Spanyol 2022/2023 melawan Rayo Vallecano bulan depan. Menurut Marca dikutip Sportsmole, Selasa (26/7), Barcelona perlu menjual pemain dan mengurangi tagihan upah pemain sebelum menwp-signup.phpkan Lewandowski, Raphinha, Christensen, serta Kessie ke dalam armada Xavi.
Loz Azulgrana mengungkapkan pada awal Juni bahwa tagihan upah para pemain itu mencapai 560 juta euro, angka yang jauh lebih tinggi daripada Real Madrid dan Bayern Muenchen yang mencapai sekitar 400 juta euro.
Laporan itu menambahkan bahwa tagihan upah Barca saat ini melonjak dan klub tidak akan menjual pemain tim utama saat ini.
Di sisi lain, permasalahan di atas bisa saja rampung dengan kepergian Frenkie de Jong ke Manchester United mengingat ongkos transfer sang pemain bisa mencapai angka 85 juta euro.
Namun kabar tentang kepergian gelandang tengah asal Belanda masih simpang siur dan presiden Barca Joan Laporta terus menegaskan klub tidak tertarik melepas eks pemain Ajax Amsterdam musim panas ini.
Lebih lanjut, De Jong disebut tidak tertarik merapat ke Theater of Dream dan siap apabila ia harus menerima pemotongan gaji agar tetap berada di Estadio Camp Nou.
Sebuah laporan baru-baru ini mengeklaim Barca berharap untuk mengumpulkan sebanyak 100 juta euro dengan menjual De Jong dan Memphis Depay musim panas ini. Meski nama pertama masih diragukan untuk pergi.
Sumber: Republika