Kabilah Kindah dan Asal Sifat Kanuud yang Tercela

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Orang yang bersifat kanuud disebut sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih.

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Alquran menjelaskan salah satu watak buruk yang dimiliki manusia adalah tidak tahu berterima kasih atau tidak bersyukur. Ini termaktub dalam Surat Al-‘Aadiyat ayat 6, dengan menggunakan kata ‘kanuud’.

ADVERTISEMENTS


Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya.” (QS Al-‘Aadiyat ayat 6)


Kata dasar ‘kanuud’ terdiri dari kata huruf kaf, nun, dan dal, yang mengandung arti tidak bersyukur. Kata ‘kanuud’ merujuk pada suatu kabilan atau suku di Arab zaman dahulu bernama Kindah. Suku ini dinamai demikian karena pengingkaran atau penentangan terhadap orang tua mereka. Dahulu orang yang berasal dari kabilah Kanuud disebut al-kindi.


Karena itu, orang yang bersifat ‘kanuud’ disebut sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih. Dia melupakan keberkahan yang dilimpahkan kepadanya. Ini adalah sifat yang dimiliki oleh kebanyakan orang.

ADVERTISEMENTS


Orang yang memiliki sifat ‘kanuud’ juga berarti tidak bersyukur. Misalnya mengeluhkan apa yang terlihat oleh matanya. Lupa bahwa Allah SWT memberkahinya dengan telinga, tangan dan kaki. Mereka dapat dikatakan sebagai orang yang berpikir sempit sehingga tidak mampu bersyukur.

ADVERTISEMENTS


Orang Kanuud tidak bersyukur dan melupakan yang sedikit. Jika Allah SWT melimpahkan sedikit, ia mengabaikannya. Mereka tidak suka berbagi, makan sendirian, dan suka memukul budaknya.


Kanuud juga berarti jahat. Mereka menganiaya istri, anak, pekerja dan para budaknya. Orang yang kanuud adalah orang yang memiliki sifat iri dan dengki, sifat yang dilarang dalam Islam.

ADVERTISEMENTS


Al-Qurtubi dalam kitab tafsirnya mengatakan, semua ungkapan tersebut mengacu pada makna ingkar dan penganiayaan. Allah SWT berfirman, “Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” QS Ibrahim ayat 34)

ADVERTISEMENTS


Sumber:

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version