Jumat, 26/04/2024 - 14:34 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Positivity Rate Naik Dua Kali, Ini Permintaan Satgas ke Daerah

ADVERTISEMENTS

Positivity rate Covid-19 Indonesia sudah di atas 10 persen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta seluruh kepala daerah baik gubernur, wali kota dan bupati kembali menggalakkan pengawasan kedisiplinan protokol kesehatan terutama di tempat umum dan pemukiman warga. Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan alasannya, yaitu karena positivity rate di Indonesia mengalami kenaikan signifikan dalam lima pekan terakhir, dari 5,12 persen menjadi 10,05 persen atau naik hampir dua kali lipat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Jika dibandingkan dengan saat puncak Omicron lalu, dalam 5 minggu kenaikan hampir 17 persen. Sedangkan saat puncak Delta lalu kenaikan 9 persen. Artinya, kenaikan positivity rate kali ini masih lebih rendah dibanding saat puncak Omicron dan Delta,” kata Wiku dikutip dari laman resmi Covid-19.go.id, Ahad (14/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Cuaca Ekstrem dan Mudik Tingkatkan Penularan Flu Singapura?

Namun demikian kata Wiku, kondisi harus tetap diwaspadai karena positivity rate sudah di atas 10 persen. Menurut Wiku, angka positivity rate ini merefleksikan kenaikan kasus positif di tengah masyarakat. Jumlah kelurahan/desa yang dipantau dalam satu bulan terakhir mulai terlihat menaik meski angka masih belum signifikan.

ADVERTISEMENTS

Dari total 80 ribu desa dan kelurahan di Indonesia, kata Wiku, di minggu ini hanya dua ribu (2,5 persennya) yang dipantau kedisiplinan protokol kesehatannya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Selain itu, Wiku juga kembali mendorong pemerataan cakupan vaksinasi dosis terlengkap agar mencapai kekebalan optimal. “Saat ini, tugas kita bukan sekadar memastikan diri sendiri sudah divaksinasi lengkap namun juga orang di sekitar kita. Karena tujuan utama kita adalah membentuk kekebalan kolektif bukan individual,” ujar Wiku.

Berita Lainnya:
Jasa Marga Optimalkan Teknologi RAMS untuk Pantau Rest Area, Apa Itu?

Sementara itu, Kementerian Kesehatan telah mengumumkan hasil Sero Survei ketiga yang dilakukan secara nasional pada 100 kab/kota terpilih yang sama dengan sampel untuk Sero Survei yang dilakukan akhir tahun lalu. Menurut Wiku, dari hasil tersebut ditemukan fakta bahwa kekebalan komunitas pada sampel yang diambil meningkat mencapai 98,5 persen. Dari situ diasumsikan kekebalan komunitas secara nasional rata-rata pun meningkat. Peningkatan ini terjadi karena riwayat vaksinasi atau infeksi sebelumnya.

Dalam studi ini juga ditemukan bahwa semakin lengkap dosis vaksin yang diterima maka semakin tinggi kadar antibodi atau kekebalan yang dimiliki seseorang. “Namun nyatanya secara data cakupan vaksinasi booster belum meningkat signifikan dibanding laju vaksinasi dosis pertama dan kedua terhitung dari suntikan pertama dosis pertama secara nasional,” ujar Wiku.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi