PM Jepang: Kami tidak akan Ulangi Kengerian Perang

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Jepang tidak akan pernah lagi mengobarkan perang

ADVERTISEMENTS

TOKYO — Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjanji negaranya tidak akan pernah lagi mengobarkan perang. Hal itu disampaikan saat Jepang memperingati kekalahannya dalam Perang Dunia II.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“Kami tidak akan pernah lagi mengulangi kengerian perang. Saya akan terus memenuhi sumpah yang teguh ini,” kata Kishida dalam sebuah pertemuan yang dihadiri Kaisar Jepang Naruhito di Tokyo, Senin (15/8/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Sebaliknya, Kishida berjanji, Jepang akan menjadi negara yang mempromosikan perdamaian. “Di dunia di mana konflik masih belum mereda, Jepang adalah pemimpin proaktif dalam perdamaian,” ucapnya.

ADVERTISEMENTS

Dalam momen peringatan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Kishida mengirim persembahan ke Kuil Yasukuni. Namun dia tak menyambangi situs yang menjadi simbol militerisme Negeri Matahari Terbit pada masa lalu itu.

ADVERTISEMENTS

Kuil Yasukuni didedikasikan bagi warga Jepang yang telah meninggal selama perang masa lalu, termasuk Perang Dunia II. Keberadaan kuil tersebut sebenarnya cukup kontroversial sebab Yasukuni turut menghormati para pemimpin Jepang yang telah dihukum sebagai penjahat perang “Kelas A” di pengadilan Sekutu pada 1948.

ADVERTISEMENTS

Awal bulan ini, Jepang melayangkan protes kepada China. Hal itu menyusul jatuhnya lima rudal balistik China di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang saat Negeri Tirai Bambu menggelar latihan militer besar-besaran di Selat Taiwan. “Ini masalah serius yang mempengaruhi keamanan nasional kami,” kata Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi pada 4 Agustus lalu.

ADVETISEMENTS

Jepang dan China diketahui terlibat sengketa klaim atas gugus pulau di Laut China Timur. Jepang menyebut gugus pulau dengan nama Senkaku. Sementara Beijing menamainya Diayou. Persengketaan di Kepulauan Senkaku memiliki potensi dampak yang signifikan bagi hubungan China dan Jepang.

Sejauh ini kedua negara masih sama-sama mempertahankan klaimnya. Pulau-pulau di Senkaku dianggap tak memiliki banyak nilai. Namun perairan di sekitarnya dipandang memiliki peran signifikan, antara lain dalam hal kontrol jalur laut, sumber daya ikan, cadangan energi yang belum dimanfaatkan, dan imperatif militer.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version